Jakarta, bukti.id – Berbicara tentang Bantuan Langsung Tunai (BLT) desa, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengaku jika menyayangkan rendahnya serapan bantuan itu ke penerima sasaran.
Sampai semester pertama tahun ini realisasi BLT Desa masih rendah. Keluarga yang menerima BLT Desa baru sebanyak 5,2 juta keluarga. Padahal target penerima manfaat BLT Desa mencapai 8 juta keluarga.
Khusus program BLT Desa, pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengalokasikan anggaran sebesar Rp28,8 triliun untuk BLT Desa. Bantuan yang diberikan sebesar 300 ribu per bulan mulai Januari hingga Desember 2021.
“Anggaran tersebut diambil dari Dana Desa, sekira 30 persen dari anggaran Dana Desa sebesar 72 triliun rupiah,” kata Sri Mulyani, saat menyampaikan realisasi APBN Juni 2021.
Tentang rendah resapan BLT Desa, Sri Mulyani berujar, “Nah, kami bersama-sama dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa sedang terus mendorong agar BLT Desa ini bisa segera dibayarkan dengan jumlah penerima 8 juta keluarga di pedesaan. Sehingga mereka terbantu dalam menghadapi pandemi Covid 19,”.
Menurut data Kemenkeu, jumlah desa yang serapan BLT nya masih dibawah 15 persen ada 163 daerah, dengan nilai realisasi hanya sebesar Rp 983 miliar. Padahal alokasi anggarannya mencapai Rp 11,51 triliun.
“Jadi realisasi bahkan kurang dari 1 triliun, hanya 8,2 persen. Ini terjadi di 163 kabupaten/kota. Dimana penyaluran BLT Desa nya masih sangat kecil, hanya 8,2 persen,” ujar Sri Mulyani.
Dari data Kemenkeu, penerima BLT desa adalah para petani dan buruh tani yang jumlahnya 9,2 juta keluarga. Selain itu adalah masyarakat pedesaan yang bekerja sebagai pedagang, nelayan dan buruh nelayan, pekerja buruh pabrik, termasuk para guru di pedesaan. (hea)
Editor : heddyawan