Surabaya, bukti.id – Persis pada malam ke-25 Ramadan 1443H, Selasa (26/4/2022) sore, Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Timur (Jatim) mengundang 30 anak yatim piatu dan dhuafa dari Gunung Anyar Surabaya.
Kehadiran anak-anak di ballroom Gedung PWI Jatim, Jalan Taman Apsari, Kota Surabaya tersebut, yakni mengikuti buka puasa bersama, sekaligus menerima bingkisan dari pengurus PWI Jatim.
Ketua PWI Jatim, Lutfil Hakim berujar, tradisi buka puasa bersama yatim piatu dan dhuafa ini akan diupayakan dilaksanakan setiap Bulan Ramadan.
“Tetapi untuk berbagi sesama, seperti yang diharapkan Ustad Muzaki, akan berusaha kita lakukan setiap ada kesempatan dan ada dananya. Kita tidak menutup mata,” ucap pria yang karib disapa Cak Item itu.
Menurut pria yang mantan wartawan ekonomi itu, prinsip hidupnya adalah saling tolong menolong, terutama bagi yang membutuhkan.
“Bahkan tidak perlu sampai orang yang membutuhkan tersebut minta tolong, jika kita mengetahui ada yang membutuhkan kita harus membantu,” tukas dia.
Di sisi lain, pengasuh yatim piatu dan dhuafa dari Gunung Anyar Surabaya, Ustad Muzaki menjelaskan, jika amalan yang dilakukan pengurus PWI Jatim seperti ini sangat bermanfaat dan sudah sepatutnya dilanjutkan secara kontinyu.
“Bahkan kalau bisa tidak hanya di Bulan Ramadan saja, karena dalam kondisi sekarang ini yang dibutuhkan adalah kepedulian dari sesama,” wejang Muzaki.
Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan PWI Jatim, Ustaz Joko Tetuko, saat memberikan tausiah di acara tersebut, memaparkan dalam kitab Raunaqul Majalis menyebut adanya empat golongan manusia yang dirindukan surga yaitu Taalil-Quran (pembaca Alquran), Wa haafizhul-Lisan (orang yang menjaga lisannya), Wa muth’imul-ji’aan (orang-orang yang memberi makan pada yang kelaparan), dan Wa shoimiin fii syahri Romadhon (orang yang berpuasa di bulan Ramadan).
Menurut dia, langkah program PWI Jatim itu diharapkan menjadi ikhtiar yang masuk salah satu golongan kategori yang dirindukan Surganya Allah SWT.
Joko menambahkan, menjadi nilai lebih dari tugas wartawan selama ini selain harus selalu menyampaikan segala sesuatu yang benar. Apapun, kapanpun dan dimanapun berita yang terjadi. Meskipun kebenaran itu bisa dilihat dari berbagai sudut pandang dan kepentingan. (edd)
Editor : heddyawan