x iklan_super_apps
x iklan_super_apps

Indonesia Terima Lagi 16 Juta Vaksin Sinovac

Avatar bukti.id
bukti.id
Kamis, 25 Mar 2021 21:51 WIB
Peristiwa
bukti.id leaderboard

Jakarta, bukti – Kembali, Indonesia menerima vaksin Covid-19 dari Sinovac sebanyak 16 juta dalam bentuk bahan baku atau bulk, Kamis (25/3/2021). Bulk tersebut mendarat di Bandara Soekarno-Hatta menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Vaksin yang ditempatkan dalam sembilan envirotainer ini selanjutnya dibawa menggunakan 3 unit truk ke Bio Farma di Bandung.

Dengan pengiriman itu, total ada 53,5 juta bahan baku vaksin Covid-19 yang dimiliki Indonesia.

Wakil Menteri Kesehatan, dr Dante Saksono Harbuwono menerangkan, pemerintah melalui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) akan melakukan evaluasi pada 16 juta vaksin yang datang hari ini.

Tujuan evaluasi guna menjamin keamanan, mutu, dan khasiatnya sebelum diedarkan dan dipergunakan dalam program vaksinasi nasional.

“Apresiasi sebesar-besarnya kepada pihak TNI dan Polri, yang telah mendukung sepenuhnya proses mulai dari pengawalan saat kedatangan vaksin hingga ke pabrik Bio Farma, lalu pendistribusian ke seluruh provinsi di Indonesia,” ujar Dante dalam keterangan resmi, Kamis (25/3/2021)

Pada bagian lain,juru bicara Vaksinasi Covid-19 dari Bio Farma, Bambang Heryanto menerangkan, vaksin dalam bentuk bulk itu akan diproses lebih lanjut oleh Bio Farma hingga menghasilkan vaksin jadi, untuk selanjutnya dilakukan vaksinasi kepada masyarakat.

“Datangnya bulk ini tentu nanti bisa memperpanjang proses produksinya, jadi terus-menerus kita siapkan untuk mensuplai kebutuhan dari Kementerian Kesehatan,” kata Bambang dalam konferensi pers virtual, Kamis (25/3/2021).

Namun, Bambang bilang, dari total 53,5 juta dosis tersebut jumlahnya tidak akan sama dengan hasil produksi.

“Dari 53,5 juta dosis ini tidak seluruhnya akan menjadi 53,5 juta juga, karena ada proses overfield dan juga kemudian wasted (terbuang). Diperkirakan dari 53,5 juta ini akan dihasilkan sekitar 43 juta dosis,” tukas dia.

Dijelaskan, pengurangan hasil vaksin jadi tersebut disebabkan dari adanya proses pada saat produksi.

“Satu dosisnya kan 0.5 ml, hitungan dari sana persis 0.5 dari sekian volumenya jadilah 53.5 juta dosis. Sementara di Bio Farma dilakukan proses kembali mulai dari homogenisasi, pulling (menarik), filling (isi) dan packaging (pengemasan). Tentunya dalam proses ini ada wasted,” pungkas dia. (hea)

Editor : heddyawan

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Selasa, 07 Mei 2024 04:08 WIB | Hukum
KPK resmi tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor atas dugaan kasus pemotongan insentif ASN Pemkab Sidoarjo. ...
Kamis, 02 Mei 2024 02:20 WIB | Peristiwa
Pemprov Jatim janji fasilitasi buruh Jatim dialog ke ...
Kamis, 02 Mei 2024 01:05 WIB | Hukum
Mahkamah Konstitusi gelar sidang PHPU sengketa Pileg 2024 dari sejumlah Parpol. ...