x bukti.id skyscraper
x bukti.id skyscraper

Pengamat: Duet Ganjar-Sandiaga Lebih Menjual dan Berpeluang Menang

Avatar bukti.id
bukti.id
Minggu, 13 Jun 2021 07:51 WIB
Pemilu
bukti.id leaderboard

Jakarta, bukti.id – Otak-atik koalisi partai politik (parpol) mengusung calonnya pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, terus bergulir. Koalisi PDI Perjuangan – Gerindra memiliki kans besar pada kontestasi tersebut.

Sejumlah pengamat politik pun tak ‘sepi’ menyampaikan opini terkait peluang koalisi parpol menurut versi masing-masing, tentu saja didasarkan pada perkembangan euforia dinamika yang terjadi. M Jamiluddin Ritonga, misalnya.

Pengamat Komunikasi Politik itu menilai, kans PDI Perjuangan – Partai Gerindra untuk berkoalisi di Pilpres 2024 masih sangat terbuka. Itu tercermin pada kedekatan antara Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

Jamiluddin mengatakan, peluang memasangkan Prabowo Subianto-Puan Maharani atau kader lain dari dua partai tersebut masih terbuka. Masalahnya tinggal siapa yang akan jadi capres dan cawapres.

“Kalau dilihat dari logika politik, seharusnya capresnya PDIP dan cawapresnya dari Gerindra. Logika itu didasari dari perolehan suara pada pileg 2019, PDIP memperoleh suara paling banyak,” ujar Jamiluddin, Sabtu (12/6/2021).

Jamiluddin menilai, Megawati tampaknya berkeinginan agar trah Soekarno mengisi posisi kepemimpinan nasional pada 2024. Sebab, kalau pada 2024 tidak menjadi presiden atau wakil presiden, maka trah Soekarno akan kehilangan momentum.

“Namun, Prabowo dengan elektabilitas yang sangat moncer tentu sulit baginya untuk diusung sebagai cawapres. Apalagi kalau dipasangkan dengan capresnya Puan Maharani yang elektabilitasnya saat ini sangat rendah,” ucap Jamaluddin.

Jamaluddin mengatakan, kalau Prabowo yang diusung Gerindra sebagai capres dan PDIP juga menghendaki posisi yang sama, maka sulit bagi kedua partai untuk berkoalisi. Kedua partai tersebut akan berpisah dan mencari partai lain untuk berkoalisi.

“Koalisi 2 partai itu masih terbuka bila Prabowo tidak ikut nyapres. Gerindra misalnya mendorong Sandiaga Uno untuk cawapres, sementara PDIP mengusung Puan Maharani atau Ganjar Pranowo menjadi capres,” ulas Jamiluddin.

Menurut Jamiluddin, pasangan Puan – Sandiaga memang dapat diduetkan. Hanya saja peluang pasangan ini menang pada pilpres 2024 sangat kecil. Penyebabnya faktor Puan yang memang kurang memiliki nilai jual. Menurutnya, pasangan Ganjar-Sandiaga jauh lebih menjual.

“Pasangan Ganjar-Sandiaga atau sebaliknya tampaknya lebih menjanjikan. Masing-masing individu memiliki elektabilitas yang baik. Keduanya punya nilai jual yang bagus untuk dipasarkan, sehingga peluang menang masih terbuka,” kata Jamiluddin. (hea)

Editor : heddyawan

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Rabu, 04 Jun 2025 19:00 WIB | Ekonomi
Gubernur Luthfi ungkapkan jika Pemprov Jawa Tengah membuka peluang sekitar puluhan ribu tenaga kerja untuk bekerja di Kawasan Industri Kendal. Proyeksi ke depan ...
Rabu, 04 Jun 2025 13:54 WIB | Pemerintahan
Kapan, berapa lama, dan ruas mana penerapan diskon tarif tol di tanah air? Belum jelas. Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo hanya sebut diskon tarif tol sebes ...
Rabu, 04 Jun 2025 09:47 WIB | Nusantara
Pemrov Jawa Tengah bakal bentuk Satgas PHK. Bahkan, keseriusan langkah itu ditunjukkan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, dengan memberi instruksi ke Dinas Ket ...