x bukti.id skyscraper
x bukti.id skyscraper

Gubernur Khofifah: Surabaya Terlambat Tangani Klaster Sampoerna

Avatar bukti.id
bukti.id
Jumat, 01 Mei 2020 19:47 WIB
Pemerintahan
bukti.id leaderboard

Surabaya, bukti.id – Gubernur Jawa Timur (Jatim), Khofifah Indar Parawansa menegaskan, ada keterlambatan respons penanganan klaster penularan Covid-19 di Pabrik PT HM Sampoerna Tbk Rungkut 2 Surabaya. Dia mengaku kaget mendengar informasi itu pada 28 April sore. Dia langsung meminta dr Joni dan dr Kohar menggali informasi lebih dalam. Pabrik itu ternyata sudah tidak berproduksi pada 26 April.

Gubernur Khofifah pun segera meminta Ketua Tracing Gugus Tugas Covid-19 Jatim, dr Kohar Hari Santoso, berkoordinasi secara intensif melakukan tracing bersama dr Joni Wahyuhadi Ketua Gugus Tugas Kuratif Covid-19 Jatim.

“Ini agak terlambat responnya. Tanggal 14 April sudah dilaporkan ke Dinkes Surabaya. Mungkin tidak detail laporannya, jadi tidak langsung ditindaklanjuti,” ujar Gubernur Khofifah, Jumat (1/5/2020).

“Kalau informasinya detail, saya rasa (Pemkot Surabaya) pasti melakukan quick response. Jadi hal seperti ini, saya ingin sampaikan, kecepatan merespon, kecepatan memberikan layanan, itu sangat penting,” cetus dia.

Menurut mantan Menteri Sosial ini, kecepatan respons dan kecepatan layanan juga bisa memberikan layanan terbaik dan turut menentukan tingkat kesembuhan pasien terjangkit Covid-19.

“Jadi kecepatan layanan itu penting, oleh karena itu mungkin di antara kita semua kalau kemudian ada yang tahu tanda-tanda klinis tertentu, bantu komunikasikan supaya bisa segerakan diri mendapat layanan,” ujar dia.

Di sisi lain, Joni menyatakan, pada 14 April itu sudah keluar hasil tes PCR atas swab kedua karyawan. Hasilnya positif Covid-19. Beberapa hari kemudian, pada 18 April keduanya meninggal.

Saat ini sudah dilakukan penanganan terhadap kurang lebih 500 orang karyawan di pabrik tersebut. Perusahaan sudah melakukan tes swab terhadap 164 karyawan tapi hasilnya belum keluar.

Sementara itu, Gugus Tugas Covid-19 Jatim sudah melakukan rapid test terhadap 323 orang karyawan lain, 100 di antaranya reaktif dan seluruhnya sudah diisolasi di hotel yang disediakan perusahaan.

RSUD dr Soetomo, imbuh Joni, sudah melakukan swab terhadap 46 orang dari 100 karyawan yang sudah diisolasi. Hasilnya, 34 di antaranya dinyatakan positif Covid-19. Dengan demikian, dari klaster penularan Covid-19 ini sudah ada 36 orang yang dinyatakan positif Covid-19 sejak 14 April lalu.

Hingga berita ini diunggah, belum ada keterangan resmi dari Pemkot Surabaya, khususnya Gugus Tugas Covid-19 Surabaya. (hare)

Editor : Redaksi

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Rabu, 04 Jun 2025 19:00 WIB | Ekonomi
Gubernur Luthfi ungkapkan jika Pemprov Jawa Tengah membuka peluang sekitar puluhan ribu tenaga kerja untuk bekerja di Kawasan Industri Kendal. Proyeksi ke depan ...
Rabu, 04 Jun 2025 13:54 WIB | Pemerintahan
Kapan, berapa lama, dan ruas mana penerapan diskon tarif tol di tanah air? Belum jelas. Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo hanya sebut diskon tarif tol sebes ...
Rabu, 04 Jun 2025 09:47 WIB | Nusantara
Pemrov Jawa Tengah bakal bentuk Satgas PHK. Bahkan, keseriusan langkah itu ditunjukkan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, dengan memberi instruksi ke Dinas Ket ...