Jakarta, bukti.id - Menteri Badan Usaha Milik Negaar (BUMN), Erick Thohir, mendorong ekonomi kerakyatan dan keumatan dengan menggandeng Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dalam pembentukan BUMN NU.
Melalui pembentukan badan usaha sendiri tersebut, diharapkan hal ini dapat mendorong ekonomi NU menjadi lebih mandiri.
“Sekarang BUMN coba merajut yang namanya BUMN NU. Kita sudah menangani 250 kerja sama, supaya NU punya mesin ekonomi. Insyaallah di akhir tahun, ada pilot project-nya sebagai percontohan, supaya nanti bisa terjadi sistem yang sama di daerah-daerah,” ujar Erick, pada acara silaturahmi akbar Muslimat NU se-kota Palembang, yang juga disiarkan secara daring, Minggu (19/6/2022).
Seperti yang disampaikan para kiai dan pemikir di NU, lanjut Erick, semuanya mendorong agar NU tidak hanya menjadi fondasi politik atau pergerakan. Sudah saatnya NU menjadi fondasi ekonomi dan pendidikan.
“Ini penting, supaya kita tidak hanya menjadi penonton. NU yang selama ini sudah merajut NKRI, lalu Pancasila sebagai dasarnya. Kita ini bangsa besar, jangan biarkan bangsa kita hanya menjadi buih, bukan ombak di gelombang dari percaturan ekonomi dunia. Tapi, tentunya didasari oleh ekonomi kerakyatan dan ekonomi keumatan,” papar Erick.
Erick menegaskan, Indonesia tidak boleh lagi hanya menjadi penonton dalam perkembangan ekonomi global. Karenanya, fokus utama Erick dalam kepemimpinannya di Kementerian BUMN adalah menyehatkan perusahaan BUMN agar bisa menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
“Dengan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, 5% setiap tahun, kita hanya jadi penonton. Itulah mengapa dengan amanat yang diberikan kepada saya, saya berjuang terus agar BUMN-nya sehat. Tadinya untung BUMN itu hanya Rp 13 triliun. Tetapi setelah diperbaiki, bersih-bersih BUMN, yang korupsi dipenjara, sekarang (2021) untungnya Rp 126 triliun,” ungkap Erick Thohir. (pras)
Editor : heddyawan