x iklan_super_apps
x iklan_super_apps

Legitnya Suara Warga Nahdliyin di Surabaya

Avatar bukti.id
bukti.id
Sabtu, 27 Mei 2023 10:48 WIB
Pemilu
bukti.id leaderboard

Surabaya, bukti.id – Minggu (16/5/2023), pukul 23.59 WIB kemarin, secara resmi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Surabaya menutup pendaftaran partai politik (Parpol) peserta Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Jadwal ini sesuai dengan tahapan KPU.

Pun parpol memanfaatkan batas akhir tahapan tersebut dengan mendaftarkan sejumlah bakal calon legislatif (Bacaleg) masing-masing, di kantor KPU Surabaya yang terletak di Jalan Adityawarman itu.

Ada hal yang menarik dari proses pendaftaran peserta pesta rakyat lima tahun-an di Kota Pahlawan ini. Yaitu, ‘kepincut’-nya parpol besar terhadap warga Nahdliyin atau anggota Nahdlatul Ulama (NU).

Intinya, para bacaleg parpol penuh harap dan pingin merebut hati warga Nahdliyin, guna mendulang perolehan suara mereka, pada Pemilu 2024.

Euforia ini bisa ditangkap dari ungkapan sejumlah legislator Surabaya, yang saat ini masih ‘nyaman' duduk di kursi dalam gedung di Jalan Yos Sudarso tersebut. Berikut ungkapan legislator Surabaya yang diolah dari berbagai sumber.

Ketua DPD Partai Golongan Karya (Golkar) Surabaya, Arif Fathoni mengatakan, Golkar memang partai nasionalis - religius, namun melihat komposisinya, caleg Golkar terdapat beberapa Kyai kampung, yang selama ini berhimpun di ormas Nadhiyin, yang dicalonkan.

"Itu, menunjukkan komitmen Partai Golkar untuk mencalegkan sesuai dengan akar sosial masyarakat," dalih Fathoni, kepada jurnalis di Gedung DPRD Surabaya, beberapa waktu lalu.

Menurut Fathoni, suara Nahdliyin tidak hanya sekedar dibutuhkan. Tapi selama empat tahun terakhir, pihaknya selalu melibatkan unsur-unsur NU dalam kegiatan Golkar. Misalnya, saat HUT Golkar, pihaknya menghadirkan ikatan seni hadrah (ISHARI).

Kemudian, imbuh anggota DPRD Surabaya ini, pengurus Partai Golkar kerap memberangkatkan ziarah Wali Lima, bagi jamaah Nahdliyin. Hal ini, untuk memohon doa di tempat-tempat yang mustajabah, agar perjuangan Partai Golkar, memenangkan hati rakyat Surabaya.

Lain halnya dengan kubu Partai Amanat Nasional (PAN). Melalui Ketua Bapilu PAN Surabaya, Zuhrotul Mar’ah menyatakan, semenjak kepemimpinan Zulkifli Hasan (Zulhas), PAN menjadi partai terbuka, sehingga warga Nahdliyin juga bakal dijadikan sebagai kantong suara.

Zuhro mengakui, basis awal PAN adalah warga Muhammadiyah, namun menurutnya, saat ini warga Nahdliyin juga bisa direkrut, juga caleg PAN ada yang non muslim.

"Kita buktikan (saat daftar caleg) juga dalam keseharian. Teman-teman pakai sarung, itu juga bukti kita kepingin PAN ‘bukan Muhammadiyah’, tapi terbuka untuk semua," tutur anggota Komisi B DPRD Surabaya ini, kepada jurnalis, pada sebuah kesempatan.

Sehingga dia menegaskan, PAN merupakan partai terbuka, religius-nasionalis. Namun tidak meninggalkan nilai-nilai keagamaan, tapi terbuka untuk semua agama, terbuka untuk semua komunitas.

Karenanya, untuk perolehan suara Nahdliyin, Zuhro menargetkan sebanyak mungkin. Bahkan dia mengaku, kantong suaranya mayoritas dari kalangan atau warga Nahdliyin juga.

"Kita membangun bangsa, ibaratnya Muhammadiyah sama NU dan lainnya, itu sayap di sebelah, jadi tanpa mereka kita tidak bisa," kata dia.

Senada dengan Zuhro, Ketua DPD PKS Kota Surabaya, Johari Mustawan menegaskan, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sebagai parpol bersegmentasi keagamaan, sudah tentu pihaknya senantiasa membina hubungan komunikasi yang baik, dengan semua elemen bangsa.

Dan PKS, tambah dia, sebagai partai politik, yang berjuang juga mengedepankan empat pilar kebangsaan, berhubung baik dengan NU, Muhammadiyah, serta non muslim.

"Kita rangkul untuk bisa membangun kota Surabaya melalui Partai Keadilan Sejahtera," ujar Johari.

Sementara itu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menunjukkan jika mampu meraup suara warga Nahdliyin hingga 48 persen.

Ini terungkap melalui hasil riset yang dilakukan Surabaya Survey Center (SSC) dengan responden rakyat Jawa Timur, yang dirilis pada 12 Januari 2023 lalu.

“PDIP meraih 48,9%, sedangkan PKB 9,4%, dan Gerindra 8,3%,” ujar Direktur Riset SSC, Edy Marzuki, kepada jurnalis saat rilis hasil survei.

Meski demikian, Edy mengatakan, jika ceruk di masyarakat Surabaya masih sangat terbuka lebar, bagi seluruh parpol.

“Karena masih ada 9,1% menjawab tidak tahu atau tidak menjawab. Dengan jumlah sebanyak ini, yang bisa merangkul mereka bisa menyalip di tikungan akhir,” kilah Edy.

Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) memiliki analisa sendiri terkait survei. Menurut Ketua DPC Partai Gerinda Surabaya, Cahyo Harjo Prakoso, hasil survei merupakan kajian akademis, sekaligus hasil penelitian manusia. Namun, dirinya memastikan ada kekurangan juga ada tepatnya.

Kendati begitu, survei merupakan suatu cambuk. Sebab bila itu baik, akan dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk meningkatkan (elektabilitas). "Kalau kurang akan jadi evaluasi perbaikan," tepis dia.

Bicara suara warga Nahdliyin, Cahyo memaparkan, jika bendahara Partai Gerindra Surabaya, merupakan salah satu tokoh kultural NU. Selain itu, pihaknya beserta caleg dan Fraksi Gerindra di DPRD Surabaya, sering berkegiatan bersama masyarakat NU. Namun, dia menegaskan, tidak bisa di kooptasi berpolitik hanya dengan NU.

Maka, dia mempersilahkan kepada para caleg-nya, untuk menyasar kantong suara di masyarakat luas, atau lebih memilih warga NU, dengan program yang pro terhadap warga Nahdliyin.

"Tidak harus, kita bagaimana berkoordinasi dengan NU, karena semua sudah ada basis masing-masing, ada kelompoknya masing-masing,” tegas dia.

Lantas bagaimana pandangan kubu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menyikapi kondisi tersebut?

Ketua DPC PKB Kota Surabaya, Musyafa Rouf masih meyakini, suara Nahdliyin akan lari ke pihaknya.

Bahkan suara Nahdliyin yang mayoritas lari ke PDIP, berdasarkan hasil survei tersebut, dinilai klaim semata.

"Sudahlah (kita tidak berpatokan pada survei, red), pokoknya lihat saja nanti (pemilu 2024, red)," kelit pria yang karib disapa Cak Syafa' itu.

PDI Perjuangan pun bereaksi. Kepala Bapilu PDI Perjuangan Surabaya, Anas Karno bersyukur, partainya lebih diminati kaum Nahdliyin. Anas menegaskan, pihaknya bertekad mempertahankan dan meningkatkan perolahen suara Nahdliyin, dengan mengandeng beberapa tokoh dan aktivitas NU.

Mendapatkan suara Nahdliyin, menurut Anas, merupakan suatu kebanggaan, dan prestasi yang luar biasa. Sebab, Nahdliyin merupakan elemen penting bangsa ini.

Suara Nahdliyin, tambah Anas, sangat mendukung untuk mensuport kerja-kerja kerakyatan PDIP. Dalam menghadirkan program kongkret di tengah masyarakat. Misalnya, kebudayaan, mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan taraf kehidupan rakyat.

"Hal ini sesuai dengan arahan ketua umum Megawati Soekarnoputri," beber Anas.

Di samping itu, papar Anas, Nahdliyin dengan PDIP mempunyai kedekatan emosional yang terbangun sejak zaman Bung Karno.

"Bahkan, sang proklamtor diberi gelar Nahdlatul Ulama (NU) sebagai Waliyul Amri Ad Dharuri Bi AS Syaukah," ujar Anas.

Kondisi berbeda ditunjukkan Partai Demokrat. Parpol besutan mantan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini menasbihkan jika Jawa Timur merupakan lumbung suara Nahdliyin.

Untuk Pemilu 2024, DPC Partai Demokrat Surabaya juga menyiapkan bacalegnya dari putra-putri Kyai NU, dari kalangan milenial.

Mereka, urai Ketua DPC Partai Demokrat Surabaya, Lucy Kurniasari, ingin melakukan perjuangan melalui Demokrat, untuk memperjuangkan perubahan dan perbaikan.

Lucy menyebutkan, bacaleg Partai Demokrat dari Nahdliyin tersebar di sejumlah Daerah Pemilihan (Dapil). Mulai dapil Surabaya 2, 1, 3 dan 5. Mereka bakal mendukung kekuatan caleg-caleg petahana (incumbent).

"Jadi suara Nahdliyin dibutuhkan," tegas Lucy.

Pasalnya, kata Lucy, Jawa Timur, suara Nadhiyin luar biasa. Maka, dia berharap kepada caleg Partai Demokrat, utamanya incumbent, dalam melakukan kerja-kerja politiknya, konsisten berkoalisi dengan rakyat, sowan kepada tokoh-tokoh NU. Pun juga Srikandi Demokrat diimbau melakukan kerjasama dengan muslimat NU.

"Kita tak memungkiri, kekuatan NU di Jatim luar, tentu kita dorong supaya kita dekat-dekat dengan kaum Nahdliyin." pungkas Lucy. (ceb)

Editor : heddyawan

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Kamis, 02 Mei 2024 02:20 WIB | Peristiwa
Pemprov Jatim janji fasilitasi buruh Jatim dialog ke ...
Kamis, 02 Mei 2024 01:05 WIB | Hukum
Mahkamah Konstitusi gelar sidang PHPU sengketa Pileg 2024 dari sejumlah Parpol. ...
Minggu, 21 Apr 2024 19:32 WIB | Seni Budaya
FPK Jatim gelar halal bihalal dihadiri sejumlah seniman dan budayawan. ...