Jakarta,bukti – Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama (Kemenag), Arskal Salim meminta pimpinan dan dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) untuk mempercepat proses integrasi keilmuan. Percepatan integrasi keilmuan itu mensyaratkan kolaborasi antarprodi (program studi) atau dosen agama dan umum.
“Tidak mungkin integrasi dapat dilakukan secara sendiri-sendiri. Tidak boleh ada one man show. Harus ada kolaborasi,” ujar Arskal, saat Tadarus Litapdimas Seri ke-5 bertema 'Integrasi Keilmuan: Fact atau Fake', Jumat (8/5/2020).
Menurut Arskal, kolaborasi antara prodi atau dosen agama dan umum antara lain bisa dilakukan dengan membuat program induksi dosen.
Melansir laman resmi Kemenag, Arskal bilang, para dosen agama diberikan penguatan wawasan sains sebelum mereka mulai mengajar. Dosen umum diberikan wawasan keislaman sebelum menjalankan tugas. Dia mengakui bahwa kolaborasi ini belum sepenuhnya tersistem.
“Saya telah meminta Kasubdit Pengembangan Akademik untuk menyiapkan diplomanya selama 6 bulan atau 1 tahun,” tutur dia.
Arskal menyatakan, integrasi keilmuan sudah berakar dalam tradisi pembelajaran dan tradisi ilmiah di kampus PTKI. Integrasi keilmuan tampak dalam beberapa aspek terutama dalam kerja-kerja riset di lingkungan PTKI.
“Saya sadar betul ada beberapa dosen latar belakang umum ketika masuk berharap mereka akan mengadakan pengayaan agama. Namun kenyataannya mereka hanya mengalir di dalam berdasarkan alur yang sudah ada,” aku Arskal.
Para dosen juga sudah mempunyai visi dan pandangan-pandangan tentang sains di dalam Islam. Ada mata kuliah berbasis sains yang ditawarkan dari semester-semester awal yang juga menunjukkan bagaimana integrasi keilmuan menjadi bagian yang inheren dalam PTKI.
Tadarus berlangsung pada Kamis (7/5/2020), diikuti lebih dari 2.000 peserta, terdiri atas pimpinan, dosen, dan peneliti PTKI. Acara itu berlangsung secara daring melalui aplikasi Zoom dan akun youtube Pendis Channel. (gus)
Editor : Redaksi