x bukti.id skyscraper
x bukti.id skyscraper

Buktigrafis : Nasib UMKM Terancam Gulung Tikar

Avatar bukti.id
bukti.id
Rabu, 01 Jul 2020 11:05 WIB
Buktigrafis
bukti.id leaderboard

Jakarta, bukti.id – Pandemi Covid-19 berimbas besar pada kelangsungan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Pemerintah pun turun tangan memberi solusi. Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut jika pemerintah mempersiapkan anggaran sebesar Rp 123,46 triliun khusus untuk UMKM.

"Pemerintah mempersiapkan khusus UMKM ini Rp 123,46 triliun. UMKM memang menjadi prioritas pertama pemerintah di anggaran 2020 karena UMKM itu yang pertama terpukul," ujar Menko yang Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) ini, dalam Webinar Reset & Transformasi Ekonomi (Economic Reset & Transformation): Mendorong Peran Dunia Usaha dalam Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional, Kamis (18/6/2020) lalu.

Airlangga mengungkapkan, biaya penanganan Covid-19 untuk UMKM sebesar Rp 123,46 triliun itu, dianggarkan antara lain untuk subsidi bunga, penempatan dana untuk perbankan, agar segera bisa restrukturisasi, jaminan, persiapan modal kerja baru, PPH final untuk UMKM yang ditanggung pemerintah, dan pembiayaan untuk LPDB.

Terkait dengan subsidi bunga, pemerintah menggelontorkan Rp 35,28 triliun untuk 60.66 juta rekening UMKM. Dari anggaran tersebut, Rp 27,26 triliun untuk subsidi bunga yang diajukan melalui BPR, perbankan, dan perusahaan pembiayaan. Kemudian Rp 7,53 triliun untuk subsidi yang diajukan melalui KUR, UMi, Mekaar, dan Pegadaian. Lalu Rp 0,49 triliun untuk pengajuan melalui online, koperasi, petani, LPDB, LPMUKP, dan UMKM PEMDA.

Kembali soal UMKM yang terpuruk. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menyatakan, bahwa krisis ekonomi yang dialami oleh UMKM pun menjadi ancaman besar bagi perekonomian nasional, mengingat UMKM merupakan penggerak ekonomi domestik dan penyerap tenaga kerja terbesar dalam beberapa dekade terakhir.

“UMKM yang merupakan penopang produksi nasional tengah menghadapi goncangan dari sisi penawaran dan permintaan, hal itu dapat berimplikasi pada penurunan kesejahteraan masyarakat,” ujar Kepala Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, Agus Eko Nugroho dalam Webinar “Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Kinerja UMKM: Mitigasi dan Pemulihan”, Senin (29/6/2020).

Mencermati kondisi tesrebut, Pusat Penelitian Ekonomi LIPI telah melakukan Survei Kajian Cepat Dampak Pandemi Covid-19, terhadap Kinerja UMKM Indonesia. Tujuannya, untuk mendiagnosa dampak pandemi pada kelangsungan UMKM, serta mengidentifikasi strategi pemulihan kinerja UMKM.

Survei dilaksanakan daring pada 1-20 Mei 2020, dan melibatkan 679 valid responden dengan mata pencaharian utama sebagai pelaku usaha. (hea)

Data survei menunjukkan bahwa selama pandemi, 94,69% usaha mengalami penurunan penjualan. Berikut pembuktian angkanya dalam grafis :

Editor : Redaksi

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Rabu, 04 Jun 2025 19:00 WIB | Ekonomi
Gubernur Luthfi ungkapkan jika Pemprov Jawa Tengah membuka peluang sekitar puluhan ribu tenaga kerja untuk bekerja di Kawasan Industri Kendal. Proyeksi ke depan ...
Rabu, 04 Jun 2025 13:54 WIB | Pemerintahan
Kapan, berapa lama, dan ruas mana penerapan diskon tarif tol di tanah air? Belum jelas. Menteri Pekerjaan Umum, Dody Hanggodo hanya sebut diskon tarif tol sebes ...
Rabu, 04 Jun 2025 09:47 WIB | Nusantara
Pemrov Jawa Tengah bakal bentuk Satgas PHK. Bahkan, keseriusan langkah itu ditunjukkan Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, dengan memberi instruksi ke Dinas Ket ...