x bukti.id skyscraper
x bukti.id skyscraper

Menuju New Normal, Desa Wisata Jadi Pengungkit Ekonomi Berbasis Lokal

Avatar bukti.id
bukti.id
Minggu, 05 Jul 2020 18:01 WIB
Pemerintahan
bukti.id leaderboard

Surabaya, bukti.id - Di masa pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) dan menyambut New Normal guna kebangkitan sektor wisata, sejumlah terobosan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur. Diantaranya, provinsi yang dipimpin oleh Gubernur perempuan Khofifah Indar Parawansa ini mendistribusikan bantuan Alat Penegakan Protokol Kesehatan ke 479 Desa Wisata

"Ini kita lakukan untuk menyambut Jelang Re-Opening di Era New Normal," kata Gubernur Jatim Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Minggu (5/7/2020).

Ketua Umum Muslimat NU yang juga mantan Menteri Sosial itu menjelaskan  Desa Wisata menjadi sektor yang dipersiapkan matang dalam penerapan tatanan kenormalan baru. Desa wisata yang diharapkan menjadi pengungkit ekonomi berbasis masyarakat dan kearifan lokal juga tengah dipersiapkan untuk kembali lagi dibuka. 

Gubernur Khofifah menjelaskan, di Jatim total ada sebanyak 479 titik desa wisata yang cukup berpotensi. Sebelum dibuka secara bertahap, Pemprov Jatim memastikan bahwa setiap destinasi desa wisata sudah memenuhi standar protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19. 

"Kita akan memberikan support khususnya dalam hal penegakan protokol kesehatannya. Kita kirimkan thermal gun, face shield dan masker untuk petugas yang berjaga, dan juga fasilitas seperti sarana untuk mencuci tangan," kata Khofifah.

Tak hanya itu, Pemprov Jatim juga akan memberikan support berupa sanitizer dan juga sabun untuk memudahkan pengunjung yang datang ke desa wisata bisa mudah mengakses pembunuh virus. Serta yang tak ketinggalan juga adalah APD dan perangkat desinfektasi. 

KIP_PariwisataBukti4KIP_PariwisataBukti4

Pengiriman bantuan tersebut dikoordinasikan bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jatim dan juga Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim. 

Membuka sektor wisata, dikatakan Khofifah memang tidak bisa dilakukan semerta-merta. Melainkan harus melalui pertimbangan yang matang. Guna mewujudkan itu Gubernur Jawa Timur telah mengeluarkan SE Gubernur Nomor : 650/28404/118.1/2020, perihal tatanan kenormalan baru sektor pariwisata Jatim dan ditindaklanjuti dengan SK Kadisbudpar Jatim Nomor 556/199/1185/2020, Tentang Petunjuk Teknis SOP Protokol Kesehatan di Lingkungan Usaha Pariwisata. Penerapan protokol kesehatan untuk diterapkan di sektor pariwisata di era tatanan kehidupan baru di tengah pandemi Covid-19. 

Dua surat tersebut diharapkan turut diterapkan di desa wisata. Seperti penegakan protokol kesehatan wajib mengenakan masker baik pengelola dan pengunjung, kemudian adanya batasan pengunjung 50 persen dari kapasitas total destinasi wisata, penerapn physical distancing, hingga pengaturan arus keluar masuk pengunjung di destinasi wisata. 

"Pembukaan destinasi wisata ini ada penilainya, yang terdiri dari gugus tugas, pemkab pemkot dan juga pemprov. Pemkab dan juga pemkot nantinya yang akan memberikan izin boleh tidaknya destinasi wisata itu dibuka, dengan tetap ada supervisi dari Pemprov juga. Namun parameternya adalah kesiapan penerapan protokol kesehatan," imbuhnya. 

Lebih lanjut, dalam mempersiapkan pembukaan ulang destinasi wisata khususnya desa wisata di Jatim, maka dalam pekan ini distribusi bantuan alat pelindung diri dan juga perangkat penegakan protokol kesehatan akan segera dilakukan. Distribusi akan dilakukan merata di desa wisata yang sudah dibuka maupun yang persiapan akan dibuka. 

KIP_PariwisataBukti3_2KIP_PariwisataBukti3_2

Sebab saat ini memang sudah ada beberapa desa wisata yang sudah dibuka operasionalnya. Namun desa wisata yang sudah buka pun, tetap dalam pantauan tim supervisi elemen gabungan. Jika penegakan protokol kesehatan tidak dijalankan maka bisa saja destinasi wisata yang sudah dibuka akan ditutup kembali. 

"Pada dasarnya semangat yang ingin kita bangun adalah bagaimana ekonomi tetap berjalan, tapi keamanan masyarakat dari penularan covid-19 tetap bisa terjaga, itulah pentingnya protokol kesehatan," pungkas Khofifah.

Strategi Banyuwangi Buka Kembali Sektor Pariwisata Aman Covid-19 

Sementara, seiring dengan itu, Kabupaten Banyuwangi juga meluncurkan 'Strategi Banyuwangi Buka Kembali Sektor Pariwisata yang Aman Covid-19'. Dengan menyiapkan berbagai hal yang diperlukan. 

Pariwisata adalah salah satu sektor yang berpengaruh besar terhadap ekonomi Indonesia. Di tengah pandemi, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi membuka kembali sektor tersebut dengan penerapan strategi yang aman Covid-19. 

Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas mengungkapkan terdapat beberapa perbedaan strategi pariwisata Banyuwangi pada masa adaptasi kebiasaan baru. Anas menyatakan bahwa saat ini faktor kebersihan, kesehatan dan keamanan menjadi daya tarik utama para wisatawan.

"Kalau dulu pariwisata ini yang dijual dan menjadi daya tarik adalah harga dan services, tapi sekarang tidak lagi. Yang menjadi nomor satu saat ini adalah kesehatan, kebersihan dan keamanan sehingga protokol kesehatan menjadi yang utama. Jangan sampai ketika para wisatawan datang sekali, kemudian tidak ingin datang kembali lagi," ungkap Anas melalui dialog ruang digital di Media Center Gugus Tugas Nasional, Jakarta, Minggu (5/7/2020).

Anas_BwngiAnas_Bwngi

Selain itu, implementasi aktivitas pariwisata di Banyuwangi juga mengalami perubahan, seperti jadwal operasional tempat wisata yang aktif seminggu tujuh hari, saat ini maksimal hanya lima hari dalam seminggu. 

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi melakukan beragam simulasi dalam mempersiapkan pembukaan sektor pariwisata pada masa adaptasi kebiasaan baru, salah satunya adalah kegiatan sertifikasi hotel dan restoran yang informasinya tersedia dalam aplikasi Banyuwangi Tourism. 

Melalui aplikasi ini, para wisatawan dapat melihat hotel dan restoran mana saja yang telah memiliki sertifikasi sesuai protokol kesehatan. Tidak hanya sertifikasi, pengawasan berkala juga terus dilakukan pada hotel dan restoran yang disertifikasi agar dapat terus mempertahankan pelayanannya dan tidak melanggar peraturan yang telah ditetapkan. 

Anas menegaskan, jika hotel dan restoran melanggar protokol kesehatan, maka akan langsung ditutup dan tidak diizinkan beroperasi.

"Hotel dan restoran menerapkan protokol Covid-19 pada saat hari pertama kedua, namun jika pada hari berikutnya karena kondisi tempat yang ramai sehingga terjadi pelanggaran seperti tidak menggunakan masker, tamu tidak jaga jarak, maka akan langsung kami tutup," urainya.

Anas menjelaskan bahwa pembukaan lokasi wisata di Banyuwangi adalah tempat-tempat yang tidak berisiko tinggi, jumlah tempat dan pengunjungnya dibatas serta menggunakan konsep-konsep baru dalam pelayanannya. Salah satu konsep tersebut adalah staycation atau dalam satu tempat telah disediakan beragam atraksi dan pelayanan yang dapat dinikmati para wisatawan tanpa perlu berpergian sehingga dapat mengurangi potensi penularan Covid-19. 

Selain itu, jumlah wisatawan tentunya juga dibatasi dengan menggunakan konsep reservasi online sehingga jumlah wisatawan yang berkunjung dapat dikontrol dan tidak terjadi kerumunan dalam satu tempat wisata. Jenis makanan yang dihidangkan untuk para wisatawan juga diutamakan adalah makan yang sehat atau pengolahannya lebih banyak dibakar, bukan digoreng. 

Infrastruktur teknologi yang telah dipersiapkan tentunya tidak membuat upaya penerapan adaptasi kebiasaan baru di Banyuwangi menjadi mudah dilaksanakan. Anas mengungkapkan bahwa cukup sulit untuk membiasakan masyarakat menggunakan masker, jaga jarak dan cuci tangan. Untuk itu pemerintah daerah setempat melakukan pelatihan kepada komunikasi pengelola wisata untuk dapat mengimplementasikan kebiasaan baru atau masyarakat Banyuwangi menyebutnya Kebiasaan Anyar.

"Tentu cukup berat dalam membiasakan masyarakat mengadaptasi kebiasaan baru atau kalau di Banyuwangi kami menyebutkan Kebiasaan Anyar. Namun kami berikan pelatihan kepada masyarakat dan komunitas dengan berbagai instrumen agar kebiasaan anyar ini dapat terlaksana dengan baik,” ujarnya.

Bupati mencontohkan dengan memberikan sertifikasi tour guide untuk prevensi wisatawan ke depan, sosialisasi bersama para kiyai dan ulama, workshop kepada kelompok sanggar terkait penggunaan tata rias bagi para penampil yang sebelumnya alat dan produk rias digunakan bersama, sekarang harus mempersiapkan alat dan produk rias sendiri. 

“Walaupun teorinya mudah, tapi pasti prakteknya sulit,” ujarnya. 

Namun pihaknya harus bekerja keras, didukung dengan regulasi serta kedisiplinan yang ketat dan tegas sehingga keselamatan sekaligus kenyamanan bersama dalam menyambut para wisatawan ke Banyuwangi sesuai protokol kesehatan dapat terlaksana dengan baik.

Terakhir, Anas juga meminta kepada masyarakat yang akan berwisata ke Banyuwangi untuk jangan segan memberi kritik ke penyedia atau pengelola destinasi yang dituju jika tidak mematuhi protokol Covid-19.

"Bagi para wistawan jangan segan-segan untuk memberi kritik kepada pengelola destinasi yang tidak menerapkan protokol Covid-19. Dengan nilai dan kritik, pemerintah daerah seperti kami akan terus berbenah, termasuk memberikan sanksi teguran sampai ke penutupan keapda destinasi, hotel atau restoran yang tidak patuh pada protokol Covid-19,” ujarnya. 

Dengan mekanisme tersebut pariwisata Banyuwangi dapat mendukung dan menjaga kesehatan bersama. “Bukan hanya untuk diri sendiri tapi juga untuk tempat yang dituju sehingga bisa selalu kita evaluasi pelaksanaan protokol kesehatannya," tutupnya. (tji)

 
 

Editor : Tudji

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Kamis, 16 Jan 2025 06:25 WIB | Wakil Rakyat
DPR RI dukung pemerintah jalankan Program MBG, termasuk hal penganggaran dan pengawasan program sesuai kewenangan dewan. ...
Kamis, 16 Jan 2025 04:05 WIB | Ekonomi
Terhitung mulai 15 Januari 2025, HET elpiji subsidi 3kg, dari harga semula Rp16.000 menjadi Rp18.000. ...
Rabu, 08 Jan 2025 13:25 WIB | Religi
Resmi. Komisi VIII DPR RI dan Panitia Kerja (Panja) Biaya Haji 2025 sepakat bila biaya haji tahun ini turun sekitar Rp 4 jutaan. Hasil pembahasan segera dilapor ...