x iklan_super_apps
x iklan_super_apps

Percepat Penanganan Covid-19, Pemprov Jatim Gandeng Pentahelix dan PTN/PTS

Avatar bukti.id
bukti.id
Senin, 06 Jul 2020 13:14 WIB
Pemerintahan
bukti.id leaderboard

Surabaya, bukti.id - Berbagai upaya dilakukan untuk mempercepat penanganan virus Covid-19 terus dilakukan Pemprov Jatim. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menerapkan kerjasama pentahelix dengan berbagai elemen strategis di Jatim.

Pentahelix ini merupakan kerja sama antar lini di masyarakat. Perguruan tinggi dan akademisi menjadi salah satu elemen pentahelix yang bisa diajak kerjasama untuk menangani Covid-19.

Menerapkan itu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Ketua Gugus Tugas Pusat Doni Monardo melakukan video conference dengan 58 Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (PTN/PTS) se-Jatim, di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Minggu (6/7/2020).

Gubernur Jatim Khofifah mengharapkan kerja sama pentahelix dengan keterlibatan PTN/PTS se-Jatim bisa membantu percepatan penanganan Covid-19 di Jatim. Sinergitas semacam ini menjadi bagian penting untuk bersama-sama melawan Covid-19.

“Koordinasi secara virtual ini akan menghasilkan signifikansi penanganan Covid-19 di Jatim. Terima kasih kepada srmua pihak yang telah memberikan penguatan kepada masyarakat Jatim khususnya penguatan yang dilakukan Pak Menko PMK, Pak Menkes serta Kepala BNPB dengan membangun komitmen bersama 58 rektor PTN/PTS,” kata Mantan Mensos.

Sementara itu, Menko PMK Muhadjir Effendy menjelaskan, salah satu elemen kerjasama pentahelix yaitu PTN dan PTS. Karena itu dirinya ingin melakukan penguatan di salah satu elemen utama pentahelix yaitu perguruan tinggi dan akademisi.

“Perlu penanganan yang lebih serius kasus covid 19 di Jatim. Kalau ditekan kasus di Jatim, maka secara nasional bisa ditekan secara signifikan. Mohon masukan dari PTN dan PTS se-Jatim untuk menangani Covid-19,” kata Menko PMK sambil menjelaskan pihaknya terus berupaya memberikan dukungan baik gugus tugas maupun kementerian untuk Jatim.

Doni Monardo Tinjau Hotel Grand Surabaya

Sebagai wujud keseriusan dalam penanganan virus Corona, Ketua Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 (Gugus Tugas Nasional) Doni Monardo juga tiba di Surabaya. Selain ke Gedung Grahadi juga meninjau ke sejumlah wilayah Indonesia untuk mendorong upaya percepatan penanganan COVID-19 di daerah, khususnya di Jatim. Kunker itu diatandai dengan peninjauan kesiapan Hotel Grand Surabaya, sebagai tempat istirahat dan relaksasi sementara bagi para tenaga medis yang menangani pasien COVID-19 di Kota Surabaya.

Doni Monardo bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto, Komisi VIII dan IX DPR RI, beserta rombongan lainnya, dari Lanud Halim Perdana Kusuma Jakarta menju ke Surabaya. Dan, langsung menuju ke Hotel Grand Surabaya di Jalan Pemuda 21, Surabaya.

Kedatangan Menko PMK Muhadjir Effendy, Menkes Terawan serta rombongan disambut oleh Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Mohammad Fadil Imran. Sebelum memasuki hotel, Ketua Gugus Tugas Nasional, Menko PMK dan Menkes melewati proses pemeriksaan suhu tubuhnya terlebih dahulu oleh petugas menggunakan thermo gun, sebagai bagian dari protokol kesehatan.

Dari lobby, Ketua Gugus Tugas Nasional bersama Menko PMK dan Menkes melihat kondisi ruangan kamar hotel yang berada di lantai 3 untuk relaksasi para dokter dan tenaga medis lainnya. "(Hotel Grand Surabaya) hanya untuk relaksasi para dokter agar tidak kelelahan (menangani COVID-19),” ungkap Doni.

Dalam hal ini, Doni juga mengajak warga Surabaya untuk memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada para dokter, tenaga kesehatan, tenaga laboratorium dan semua yang bergerak di bidang farmasi dan kesehatan masyarakat. Sebab, mereka adalah pahlawan kemanusiaan.

“Warga Surabaya harus memberikan penghargaan kepada para dokter karena mereka adalah pahlawan kita dalam menghadapi COVID-19,” kata Doni.

Menko PMK juga memastikan bahwa fasilitas hotel telah memadai untuk tempat istirahat dan relaksasi sementara bagi para tenaga kesehatan. Bersama Ketua Gugus Tugas dan Menkes, Menko PMK Muhadjir Effendy juga menanyakan perihal kualitas tempat tidur dan sarana lainnya kepada petugas. “Ini (tempat tidur) masih bagus ya,” kata Menko Muhadjir.

Dikatakan, Hotel Grand Surabaya tersebut sekaligus dapat mengurangi beban RS Lapangan Indrapura sebagai bagian dari sarana dan prasarana percepatan penanganan COVID-19, khususnya untuk tempat istirahat bagi tenaga medis, yang sebelumnya diresmikan Ketua Gugus Tugas Nasional Doni Monardo, 3 Juni 2020.

Upaya Pemprov untuk menjadikan Hotel Grand Surabaya menjadi tempat relaksasi tenaga media adalah sebagaimana yang telah diputuskan dalam rapat koordinasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Daerah Provinsi Jawa Timur bersama Presiden Joko Widodo dan Ketua Gugus Tugas Nasional Doni Monardo, sebelumnya. 

Dalam arahan presiden, penanganan COVID-19 tidak bisa bergerak sendiri-sendiri. Dalam hal ini setiap wilayah di Provinsi Jawa Timur harus bersinergi dan mengambil kebijakan dengan merujuk pada sains dan menggandeng para pakar dan ahli keilmuan yang terkait.

Kala itu, Presiden Joko Widodo juga meminta agar Kota Surabaya dapat mensinergikan RS Rujukan dan RS Darurat, sehingga tidak terjadi penumpukan dan dapat meringankan beban tenaga medis dalam menangani pasien COVID-19.

Di Jatim, Lebih dari 500 Kasus Positif COVID-19

Untuk diketahui, di Jatim mencatat hari ini tercatat lebih dari 500 kasus positif COVID-19. Artinya, mata rantai penularan virus SARS-CoV-2 belum berhenti. Gugus Tugas Nasional mencatat lebih dari 1.000 kasus positif baru di seluruh Indonesia. Hampir setengah kasus baru teridentifikasi di wilayah Provinsi Jatim.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyampaikan, laporan penambahan kasus cukup tinggi di Jawa Timur. Jumlah penambahan kasus positif baru terkonfirmasi sebanyak 552 kasus, sedangkan pasien sembuh 154 kasus. Total kasus sebanyak 14.013 kasus, setelah sehari sebelumnya di angka 13.461 kasus.

"DKI Jakarta tercatat kasus positif yang baru adalah 257 kasus, kasus sembuh sebanyak 286 orang. Jawa Tengah, melaporkan 208 orang kasus baru, dan sembuh 50 orang. Sulawesi Selatan ada kasus baru 136 orang, dan kasus sembuh 95 orang. Jawa Barat melaporkan 106 kasus baru, dengan 17 orang sembuh,” ujar Yurianto di Jakarta, kemarin.

Selebihnya, ada sejumlah provinsi melaporkan kasus di bawah 10, dan 7 lainnya tidak ada penambahan kasus pada hari ini. Ketujuh provinsi tersebut yakni Aceh, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Sulawesi Barat, Nusa Tenggara Timur dan Gorontalo.

Yurianto mengatakan, penambahan kasus sebanyak 1.607, tidak dimaknai bahwa keseluruhan kasus ini masuk ke rumah sakit.

 “Karena sebagian besar justru kita dapatkan dari hasil kontak tracing terhadap kasus yang kita rawat di rumah sakit. Kemudian, dilakukan kontak tracing pada orang yang kita duga dan kita curigai tertular karena kontak erat dengan kasus positif yang kita rawat,” ujarnya.

Menindaklanjuti langkah tersebut, pihaknya melakukan pemeriksaan secara massif dengan menggunakan pemeriksaan antigen, baik dengan metode real time PCR maupun tes cepat molekuler (TCM).

“Dari data inilah kita mendapatkan kasus-kasus positif,” kata Yurianto.

Dia juga menyampaikan, pemeriksaan spesimen per Minggu (5/7) sebanyak 21.054 spesimen. Total akumulasi pemeriksan sampai dengan saat ini adalah 915.482 spesimen. Dari pemeriksaan ini, hasil konfirmasi positif COVID-19 berjumlah 1.607 orang sehingga total kasus positif akumulatif sampai dengan saat ini adalah 63.749 orang. (tji)

Editor : Tudji

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Selasa, 07 Mei 2024 04:08 WIB | Hukum
KPK resmi tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor atas dugaan kasus pemotongan insentif ASN Pemkab Sidoarjo. ...
Kamis, 02 Mei 2024 02:20 WIB | Peristiwa
Pemprov Jatim janji fasilitasi buruh Jatim dialog ke ...
Kamis, 02 Mei 2024 01:05 WIB | Hukum
Mahkamah Konstitusi gelar sidang PHPU sengketa Pileg 2024 dari sejumlah Parpol. ...