Jakarta, bukti.id – Kepercayaan masyarakat terhadap partai politik dan tokoh kandidat calon presiden justru meningkat di tengah tekanan imbas pandemi Covid-19. PDI Perjuangan dan kadernya yang juga Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang paling banyak panen simpat dalam dua bulan terakhir.
Berdasar hasil survei Indikator Politik Indonesia, elektabilitas PDI Perjuangan meningkat 4,1% dalam kurun Mei-Juli 2020. Semula 22,2% (Mei) menjadi 26,3% pada Juli 2020. Angka tersebut naik cukup signifikan dibanding hasil Pemilu 2019 19,33%.
Kenaikan suara juga diperoleh Partai Gerindra. Dari 15,2% dua bulan lalu menjadi 17,1% pada Juli. Sementara pada pemilu 2019, suara partai pimpinan Prabowo Subianto 12,57%.
“Hanya dua partai ini yang elektabilitasnya di atas hasil Pileg 2019," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia.
Masih merujuk hasil survei yang sama, peningkatan suara terjadi pada Partai Golkar. Dalam dua bulan, partai beringin mampu melampaui PKB yang berada di peringkat 3 pada Pemilu 2019.
Elektabilitas Golkar 6,4% pada Mei, menjadi menjadi 8,3% di Bulan Juli 2020. Namun angka ini jauh di bawah perolehan suara di Pemilu 2019 sebesar 12,31%.
“Tren terakhir elektabilitas partai-partai besar ada indikasi membaik,” ujar Buhanuddin.
Sementara suara PKB justru melorot drastis di angka PKB 5% di peringkat 5. Kalah dengan Partai Demokrat yang mengalami tren positif dari Mei-Juli 2020.
“Partai Demokrat dari 3,6%, kini naik menjadi 5,7%,” ujar Burhanuddin. Elektabilitas Partai Demokrat juga melesat hingga peringkat 4 berdasar hasil survei Indikator Politik, Juli 2020, dibandingkan pada Pemilu 2019 yang ada di posisi 7 (7,7%).
Kemudian di bawah PKB ada Partai NasDem yang meningkat dari 3,3% menjadi 4,5%. Angka tersebut mengungguli PKS yang hanya naik tipis dari 4% menjadi 4,4%.
Berikutnya, dua partai terakhir di papan bawah yakni PAN 2,1%, dan PPP 1,7%.
Sementara dalam survei kandidat presiden di Pilpres 2024, nama Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo melesat dengan elektabilitas 16,2%. Elektabilitas Politisi PDI Perjuangan itu terus melejit mengungguli Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Sebelum hasil survei Juli, suara Ganjar 9,1% pada Februari, kemudian 11,8% dua bulan lalu. “Ganjar, di peringkat pertama unggul tidak jauh dengan Anies dan Prabowo,” ucap Burhanuddin.
Elektabilitas Anies Baswedan meskipun naik signifikan dari 10,4% pada Mei menjadi
15% di Bulan Juli, tetap tidak bisa melampaui Ganjar. Itu tak lepas dari imbas merosotnya suara Anies yang sempat di angka 12,1% pada Februari 2020 lalu.
Menurut Burhanuddin, gelombang elektabilitas Ganjar dan Anis Baswedan dipengaruhi oleh kinerja dua gubernur itu dalam penanganan Covid-19 di daerahnya. Masyarakat menaruh harapan dan kepercayaan lebih besar kepada kepala daerah yang dinilai relatif berhasil mencegah meluasnya penyebaran virus corona.
"Covid-19 punya implikasi politik. Kita lihat dampaknya terutama yang selama ini digadang. Ini elektabilitas capres jika pemilihan presiden hari ini," jelas Burhan.
Sebaliknya, tren negatif dialami Prabowo Subianto yang suaranya terus merosot dalam lima bulan terakhir. Februari lalu, elektabilitas Menteri Pertahanan itu 22,2%, lalu turun 14,1% pada Mei hingga terjerembab di posisi ketiga dengan 13,5% berdasar survei terbaru Juli 2020.
Daftar 10 capres teratas dari hasil survei Indikator berikutnya ada nama Sandiaga Uno di posisi keempat. Elektabilitas mantan Cawapres pendamping Prabowo Subianto itu melambung dari 6% (Mei) menjadi 9,2% (Juli).
AriNamaParpolDisusul Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di peringkat lima yang dipilih 8,6% warga. Di bawahnya ada Ketua Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dengan keterpilihan 6,8%.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengalami penurunan sampai di angka 3,6%. Diikuti Ketua DPR yang juga politisi PDIP Puan Maharani 2%, Gatot Nurmantyo 1,4% dan Tito Karnavian 1,3%.
Namun dari hasil survei Charta Politica yang dirilis hari ini, Rabu (22/7/2020), ada perbedaan cukup mencolok pada daftar capres teratas. Elektabilitas Prabowo Subianto dari hasil survei yang dilaksanakan 6-11 Juli 2020 itu ada di angka 17,5%.
Ganjar Pranowo di posisi kedua dengan 15,9%. Disusul Anies Baswedan 15%.
"Pak Prabowo nomor satu tetapi ternyata terus turun. Pada bulan Mei ada 22 persen sekarang ada di 17 persen," ujar Direktur Eksekutif Charta Politca, Yunarto Wijaya dalam webinar bertajuk Tren 3 Bulan, Kondisi Politik, Hukum, pada Masa Pandemi Covid-19, Rabu (22/7/2020). Meskipun tertinggi, Yunarto mengatakan, elektabilitas Prabowo menurun dibandingkan survei Charta Politika pada Mei lalu.
Menyusul di bawahnya, mantan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Salahuddin Uno 11,2%, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil 10,1% dan Agus Harimurti Yudhoyono 4,0%. Elektabilitas yang setara diraih Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dan Menteri BUMN Erick Thohir yakni 2,1%.
Khofifah Indar Parawansa ada di bawah Risma dengan 1,7%, diikuti Menko Polhukam Mahfud MD 1,3% dan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo 1%.
Untuk survei elektabilitas partai politik, perbedaan hasil dari Charta Politica dengan Indikator Politik terjadi di peta kekuatan partai papan tengah.
Perbedaan dimulai dari peringkat PKS yang berdasar survei Charta Politica berada di peringkat 5 dengan 8,1%. Dibawahnya ada Partai NasDem 8,0%, Demokrat 6,0%, PAN 2,3% dan PPP 2,2%.
Kemudian di papan bawah ada Perindo: 1,7%, PSI 1,6%, Partai Garuda: 0,5%, Partai Hanura 0,5%, Partai Berkarya: 0,3%, PKPI: 0,2% dan PBB: 0,1%.
Sementara empat peringkat teratas masih diduduki PDI Perjuangan 20,5%, Gerindra: 14,2%
Golkar: 10,3%, PKB: 8,7%. Di sini ada selisih prosentase cukup jauh antara peringkat 1 dan 2 yang berbeda dengan hasil survei Indikator Politik di atas.
"Elektabilitas parpol ini asumsinya apabila pileg dilakukan dengan metode tertutup," ujar Yunarto.
Survei Charta Politica dilakukan dengan metode wawancara melalui telepon dan menggunakan simple random sampling. Jumlah sampel sebanyak 2.000 responden dengan kriteria 17 tahun atau sudah memenuhi syarat sebagai pemilih. Wilayah survei nasional, tingkat kesalahan atau margin of error 2,19 persen dan quality control 20 persen dari total sampel.
Adapun survei Indikator Politik Indonesia yang digelar pada 13-16 Juli 2020 menggunakan sampel sebanyak 1.200 responden. Survei menggunakan metode simple random sampling dengan toleransi kesalahan (margin of error) sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (ara)
AriNamaPartai02
Elektabilitas Parpol:
PDIP: 22,2% (Mei), 26,3 persen (Juli)
Partai Gerindra: 15,2% (Mei), 17,7% (Juli)
Golkar: 6,4% (Mei), 8,3% (Juli)
Partai Demokrat 3,6% (Mei), 5,7% (Juli)
PKB: 5,7% (Mei), 5% (Juli)
Partai NasDem: 3,3% (Mei), 4,5% (Juli)
PKS: 4% (Mei), 4,4% (Juli)
PAN 2,1% stagnan
PPP 1,7% stagnan
Elektabilitas Capres Bulan Juli 2020:
- Ganjar Pranowo 16,2%
- Anies Baswedan 15%
- Prabowo Subianto 13,5%
- Sandiaga Salahuddin Uno 9,2%
- Ridwan Kamil 8,6%
- Agus Harimurti Yudhoyono 6,8%
- Khofifah Indar Parawansa 3,6%
- Puan Maharani 2%
- Gatot Nurmantyo 1,4%
- Tito Karnavian 1,3%
- Erick Thohir 1%
- M Mahfud MD 0,8%
- Airlangga Hartarto 0,3%
- Budi Gunawan 0,2%
- Muhaimin Iskandar 0,2%
- Tidak Tahu/Tidak Jawab 19,9%
Fluktuasi Elektabilitas Suara Tiga Capres Februari-Juli 2020:
Ganjar Pranowo
Februari: 9,1%
Mei: 11,8%
Juli: 16,2%
Anies Baswedan
Februari: 12,1%
Mei: 10,4%
Juli: 15%
Prabowo Subianto
Februari: 22,2%
Mei: 14,1%
Juli: 13,5%
Editor : Tudji