227 Tahun Terbunuhnya Jurnalis Radikal Jean Paul Marat

bukti.id
(Grafis: bukti.id/Syafiul Umam)

Surabaya, bukti.id - Marat, aktivis dan politisi itu memperoleh pendidikan kedokteran dan sempat menjadi seorang dokter yang sukses di Inggris dan Perancis. Tetapi kemapanan itu tak membuat Marat puas. Dia merasa batinnya lebih tersiksa ketika percobaan ilmiah yang dilakukannya di bidang optik dan listrik gagal mendapat pengakuan yang dianggapnya pantas.

Gejolak batin itu menggugah Marat beralih lahan untuk berkarya dan memulai menelurkan gagasan-gagasan radikalnya untuk menggulingkan keotoriteran dan membantu kehidupan masyarakat kelas bawah. Salah satu karya terbaiknya adalah The Chains of Slavery, yang menyuarakan simpati bagi orang miskin, pertahanan kedaulatan rakyat tertindas dan penolakan tanpa kompromi terhadap despotisme kerajaan.

Baca juga: Kunjungi Nasdem Tower Hingga Anies Baswedan

Kedatangan Revolusi Prancis pada tahun 1789 memperlebar peluangnya untuk menggencarkan propaganda pemikiran idealis dan radikalnya melalui tulisan-tulisan provokatif. Sebelum penghujung tahun, Marat mulai menerbitkan jurnalnya, Ami du peuple (Teman Rakyat).

PaulUmamGrafisdalam

Pada Oktober 1789, gagasan dan tulisan Marat berhasil membuat keluarga kerajaan terdesak hingga lengser keprabon. Bersama masyarakat miskin yang tak pernah dia tinggalkan, Marat terus mendorong upaya pemberontakan yang revolusioner dan radikal.

Bahkan, dia terus-menerus meminta eksekusi mati terhadap penguasa diktator demi menyelamatkan Revolusi dan mewujudkan mimpi mendirikan rezim keadilan sosial.
Selama dua tahun, Marat tak hentinya menyuarakan pandangan monarki harus dihapuskan. Apalagi setelah Raja Louis XVI melarikan diri pada Juni 1791, dia menyatakan raja tidak layak untuk naik takhta. Dia mengecam keras Majelis Nasional yang menolak untuk memecat raja.

Sampai pada Agustus 1792, Raja Louis XVI resmi digulingkan dari tahtanya. Sekitar sebulan kemudian, peristiwa pembantaian September meletus.

Sayang, kemenangan itu harus dibayar mahal oleh pria yang lahir di Swiss 24 Mei 1743. itu dengan nyawanya. Jurnalis radikal Prancis yang dikenal sangat dekat dengan rakyat kecil itu menghembuskan nafas terakhirnya, terbunuh pada, 13 Juli 1793, tepat 277 tahun silam.

Ironisnya, Marat yang dikenal licin dan selalu bisa bersembunyi dari penyergapan lawan, justru tewas oleh Charlotte Corday, seorang gadis muda idealis simpatisan Partai Girondin, yang telah dia anggap sebagai informan.

Jean Paul Marat

Baca juga: Ketua DPRD Jatim Harap Pokja Indrapura Jadi Patron Jurnalis

Dia lahir di Boudry, Kerajaan Prusia (kini di Swiss) 24 Mei 1743. Ditemukan meninggal pada 13 Juli 1793, pada usia 50 tahun. Di Tempat Kejadian Perkara (TKP) sejumlah fakta serta misteri terbunuhnya Marat dikorek dan dikumpulkan, termasuk sejumlah kejanggalan.

Marat, berjuluk jurnalis radikal dan pemimpin politik, ditemukan terbunuh di kamar mandinya oleh Charlotte Corday, insider Girondin (Partai Moderat Prancis). Nama besarnya lahir dari gagasan revolusionernya di surat kabar revolusinya di Prancis, L'Ami du people atau Teman Rakyat. Jenazahnya dimakamkan di Panthéon, Paris (Republik Pertama Prancis).

Perburuannya yang menetap, suaranya yang konsisten dan kekuatan ramalannya yang ajaib membuatnya dipercaya dan digandrungi oleh rakyat dan menyebabkannya memiliki hubungan tak resmi dengan Klub Jacobin yang radikal yang naik kuasa pada bulan Juni 1793.

Fakta di TKP Pembunuhan

- Dibunuh di bak mandi dengan luka tusukan tunggal kecil di atas klavikula.
- Ditikam pisau dapur ukuran besar yang diproduksi toko dekat apartemennya, 5 Rue Haute Feuille.
- Sebotol tonik kosong dari apoteker bernama Gregoire Brousseau: 20 Rue de la Harpe.
- Surat dari si pembunuh Charlotte Corday

Baca juga: Fungsi DPR tak Sekedar Legislasi, Pengawasan, dan Penganggaran Saja

Track Record Politik

Kudeta Raja Louis XVI Tahun 1792
Anggota Konvensi Nasional (legislatif Prancis) 1792

Sejumlah karya tulisnya

1. Prospectus for L’Ami du Peuple, 1789
2. Jews, Executioners, and Actors, December 1789
3. Illusion of the Blind Multitude on the Supposed Excellence of the Constitution, January 1791
4. The Flight of the Royal Family, June 1791
5. Freedom is Lost, December 1791
6. The Hébertists Back Marat, April 1792
7. What Men Are More Vain than the French?, July 1792
8. Journal de la république française
9. Prospectus for Journal de la république française, August 1792
10. To Louis-Philippe-Joseph d'Orleans, French Prince, September 1792
11. Louis Capet at the Bar of the Convention, December 1792
12. The Execution of the Tyrant, January 1793
13. What is a Law?, April 1793
14. Correspondance de Jean-Paul Marat
15. Letter to the Representatives of the Commune, August 23 1789
16. Letter to the Convention, July 2 1793
17. Letter to the Jacobins, 1793
18. Letter to the Convention on the Sections, June 21 1793. (ari)

Editor : Tudji

Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru