x bukti.id skyscraper
x bukti.id skyscraper

Indeks Modal Manusia Indonesia, Meningkat

Avatar bukti.id
bukti.id
Senin, 21 Sep 2020 08:26 WIB
Seni Budaya
bukti.id leaderboard

Jakarta, bukti.id - Laporan Indeks Modal Manusia 2020 yang dirilis Grup Bank Dunia, mencakup data kesehatan dan pendidikan dari 174 negara – meliputi 98 persen dari seluruh populasi dunia. Hingga Maret 2020, indeks itu menunjukkan data dasar sebelum pandemi untuk kesehatan dan pendidikan anak-anak.

Analisis tersebut menunjukkan bahwa sebelum terjadinya pandemi, telah banyak negara yang mencapai kemajuan stabil dalam membangun modal manusia bagi anak-anak.

Disampaikan David Malpass, Presiden Grup Bank Dunia, di antara tahun 2010 dan 2020, nilai Indeks Modal Manusia (Human Capital Index - HCI) di Indonesia meningkat dari 0,50 menjadi 0,54. Ini berarti bahwa seorang anak yang lahir di Indonesia saat ini akan mencapai 54 persen dari produktifitas maksimalnya jika memenuhi tolok ukur pendidikan dan kesehatan yang lengkap.

Selama satu dekade terakhir, kemajuan ini digerakkan terutama oleh penurunan angka stunting, yang merupakan kabar gembira, karena tingkat gizi yang cukup sangatlah penting bagi anak-anak untuk dapat membangun modal manusianya. Sementara itu, meskipun angka kelangsungan hidup orang dewasa mengalami peningkatan, angka kematian orang dewasa sebelum waktunya masih tetap tinggi, menandakan perlunya memperkuat akses dan kualitas layanan kesehatan.

Di sektor pendidikan, di satu sisi akses kepada pendidikan telah mengalami peningkatan, sementara di sisi lain pencapaian siswa –suatu cara untuk mengukur kualitas sekolah, mengalami penurunan, menandakan pentingnya untuk memperbaiki proses pembelajaran siswa.

Melihat kemajuan yang telah dicapai hingga saat ini dalam hal Indeks Modal Manusia, Indonesia perlu untuk melanjutkan investasinya pada layanan utama pendidikan, kesehatan, dan gizi, yang meliputi fokus pada dimensi kualitas dan keadilan (equity) yang tetap menjadi pekerjaan yang terus berlangsung.

Grup Bank Dunia, salah satu sumber pendanaan dan pengetahuan terbesar bagi negara-negara berkembang, saat ini mengambil tindakan secara luas dan cepat untuk membantu negara-negara berkembang dalam memperkuat tanggap pandemi mereka.

“Kami mendukung berbagai intervensi di sektor kesehatan masyarakat, bekerja untuk memastikan lancarnya aliran suplai barang-barang penting dan perlengkapan dan membantu sektor swasta untuk melanjutkan operasinya serta mempertahankan pekerjaan bagi pekerjanya. Kami akan menyalurkan dukungan keuangan hingga $160 milyar selama 15 bulan untuk membantu lebih dari 100 negara melindungi rakyat yang miskin dan rentan, mendukung keberlangsungan bisnis, dan mendorong pemulihan ekonomi. Angka ini mencakup $50 milyar sumber daya International Development Assistance (IDA) yang baru melalui hibah dan pinjaman lunak,” jelas David Malpass. (war)

Editor : W Aries

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Selasa, 03 Des 2024 15:20 WIB | Pemilu
KPU Sidoarjo akui partisipasi pemilih di Pilkada Sidoarjo tahun ini, turun dibandingkan Pilkada 2020 silam, yaitu 71,07 persen. ...
Selasa, 03 Des 2024 12:32 WIB | Ekonomi
BPS Jatim merilis IPM Provinsi Jatim tunjukkan kemajuan signifikan sebesar 75,35 persen. Artinya, meningkat 0,938 persen poin dibanding tahun 2023 sebesar 74,65 ...
Sabtu, 30 Nov 2024 08:33 WIB | Seni Budaya
Budaya mendongeng oleh FPK Jatim direspon positif Paguyuban Wulan (Warga Usia Lanjut) Jombang.  ...