x iklan_super_apps
x iklan_super_apps

Suhu Memanas di Masa Kampanye Pilkada Lamongan

Avatar bukti.id
bukti.id
Minggu, 04 Okt 2020 20:58 WIB
Pemilu
bukti.id leaderboard

Lamongan, bukti.id - Suhu politik di Lamongan mulai memanas. Di tengah masa kampanye Pilkada 2020 berlangsung, Calon Bupati Lamongan, Suhandoyo, terindikasi menjadi sasaran sengatan. Ini setelah munculnya surat pemecatan dirinya dari keanggotaan PDI Perjuangan.

Berdasarkan SK Nomor 02/KPTS/DPP/X/2020 yang ditandatangani Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto tertanggal 1 Oktober 2020, Suhandoyo secara resmi dipecat keanggotaannya dari partai berlambang banteng moncong putih.

Selama ini, Suhandoyo dikenal kader PDI Perjuangan tulen. Pernah dua kali maju sebagai calon bupati dan dua kali menjadi anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Jawa Timur. Hanya, pada Pilkada Lamongan 2020, dia mendaftar sebagai calon bupati lewat jalur perseorangan atau independen. Berpasangan dengan Astiti Suwarni.

Kabar pemecatan Suhandoyo beberapa hari terakhir beredar ramai di media sosial. Kebenarannya, ditegaskan Wakil Ketua DPD PDI Perjuangam Jawa Timur Bidang Idiologi dan Kaderisasi, Daniel Rohi di sela pelaksanaan rapat kerja cabang khusus (Rakercabsus) DPC PDI Perjuangan Lamongan di Lamongan, Minggu(4/10/2020) sore.

‘’Pemecatan ini terkait dengan pendisiplinan kader partai. Bahwa, setiap partai punya aturan, setiap kader harus tunduk dan taat pada aturan partai, ‘’ katanya, kepada sejumlah jurnalis.

Daniel lebih jauh mengatakan, Suhandoyo ini tidak tegak lurus dengan aturan partai. Ketika partai membuat keputusan melalui tahapan, dan ketika sudah resmi mendaftarkan sebagai calon bupati melalui jalur di luar garis partai, maka harus disiplinkan. Dan pendisiplinan itu harus diberhentikan sebagai kader partai.

‘’Dia memang sempat mendaftar sebagai cabup lewat PDI Perjuangan. Semua punya hak, baik kader maupun tidak. Tetapi kalau dengan segala pertimbangan dan DPP memutuskan lain dan tidak terakomodir, maka harus diterima. Dan, sebagai kader partai harus tunduk dan patuh serta mendukung sekaligus mengamankan keputusan tersebut, ‘’ terangnya.

Kepada jurnalis, Daniel, didampingi Ketua DPC PDI Perjuangan Saim dan Bendahara Fujika juga menegaskan, bahwa tidak ada kesan mendadak turunnya SK pemecatan Suhandoyo. Apalagi rasa ketakutan persaingan Suhandoyo sebagai calon bupati akan menyaingi calon resmi dari kader PDI Perjuangan.

‘’PDI Perjuangan tidak pernah takut. Rezim saja dilawan kok. Tidak, ini hanya terkait pendisiplinan kader partai yang tidak patuh kepada partai, ‘’ imbuhnya.

Sekali lagi ditegaskan Daniel, keputusan partai sudah dijatuhkan kepada Saim sebagai calon wakil bupati berpasangan dengan Kartika Hidayati sebagai calon bupati. Suhandoyo dinilai tidak mematuhi partai.

"Suhandoyo saya kira sudah mengerti konsekuensinya kalau dia tidak mematuhi aturan partai, ‘’ tandasnya.

Lantas, ketika disinggung apakah pemecatan ini akan berpengaruh kepada pilkada, khususnya pengaruh suara kepada pasangan Karsa (Kartika-Saim), Daniel melempar jawaban kepada Saim. Karena dianggap yang lebih tahu peta lapangan.

‘’Kita tidak berbicara ada pengaruh atau tidak. Dalam hal ini partai hanya mengacu kepada aturan partai. Partai kan ada aturannya yang diatur oleh AD/ART. Dan, Pak Suhandoyo tahu itu, ‘’ ungkapnya. (ron)

 

Editor : heddyawan

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Selasa, 07 Mei 2024 04:08 WIB | Hukum
KPK resmi tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor atas dugaan kasus pemotongan insentif ASN Pemkab Sidoarjo. ...
Kamis, 02 Mei 2024 02:20 WIB | Peristiwa
Pemprov Jatim janji fasilitasi buruh Jatim dialog ke ...
Kamis, 02 Mei 2024 01:05 WIB | Hukum
Mahkamah Konstitusi gelar sidang PHPU sengketa Pileg 2024 dari sejumlah Parpol. ...