Petani Tembakau Lamongan Kelimpungan

bukti.id
Petani Modo sedang merajang tembakau. Kini dia mengeluh karena harganya anjlok (foto: imron rosidi)

Lamongan, bukti.id – Petani tembakau Lamongan mengeluh. Sejak sebulan terakhir, harga hasil panen petikannya anjlok. Tidak sesuai harapan. Sebelumnya, harga tembakau rajangan per kilogram mencapai Rp 23 – 25 ribu. Bahkan sempat mendekati angka Rp 30 ribu. Tetapi, belakngan hanya laku dijual Rp 14 – 17 ribu per kilogram.

Rasyid, petani tembakau asal Jamus, Kecamatan Modo kepada bukti.id mengaku tidak tahu menahu soal anjloknya harga tembakau ini. Pastinya, pembeli hanya berani membeli hasil panen yang sudah berupa rajangan paling mahal Rp 17 ribu per kilogram.

Baca juga: KPU Lamongan Kebut Proses Distribusi Logistik Pilkada dan Skrining Pendukung Paslon

Mendapat tawaran harga serendah itu, petani kebanyakan tidak berkutik. Apalagi pembeli sudah langganan. Tak pelak, mau tidak mau petani akhirnya melepas dengan harga rendah tersebut.

‘’Bagaimana lagi? Kita ngotot apapun juga tidak akan dibeli dengan harga sesuai permintaan kita. Akhirnya kita yang ngalah. Lagi pula, pembeli itu kan orang berpengalaman dan langananan kita selama ini, ‘’ tuturnya.

Keluhan yang sama juga diakui Pak Anis, warga Kecamatan Bluluk. Hanya, petani ini sebelumnya sudah memerkirakan kalau harga tembakau bakal turun. Alasannya, karena sebulan ini areal tanaman tembakau yang diusahakan sempat mendapatkan hujan.

‘’Tanaman tembakau kalau sudah kehujanan, bisa dipastikan harganya akan turun. Seminggu ini saja sudah hujan dua kali, ‘’ terangnya.

Baca juga: Pemerintah Sederhanakan Distribusi Pupuk Subsidi Langsung ke Petani

Diketahui, jenis tanaman tembakau yang dibudidayakan petani Lamongan adalah kenis Virginia. Hasil panen selalu dibeli oleh pengusaha Bojonegoro. Ada juga pembeli dari luar daerah, tapi tidak banyak.

Kabid Tanaman Perkebunan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Lamongan, Suryo, membenarkan harga tembakau sekarang sedang turun drastis. Penyebabnya, karena di wilayah kebanyakan petani tembakau—wilayah Lamongan selatan—sudah beberapa kali turun hujan.

Dampaknya cukup siginifikan. Sekalipun baru diguyur hujan sekali dengan curah hujan cukup deras bahkan deras, akan berpengaruh besar kepada kualitas tembakau. Pastinya, kadar air tembakau meningkat hingga mengakibatkan kekuatan penyimpanan tidak bisa lama dan daun menebal.

Baca juga: Tahun ini Negara Anggarkan Subsidi Pupuk Jadi Rp54 Triliun

‘’Itulah penyebab harga tembakau anjlok. Sedang petani sendiri jika hujan sudah mulai turun melepas hasil panennya dengan harga sesuai permintaan pembeli. Sebab, jika tidak segera dijual atau dipanen, khawatir harganya malah anjlok lagi, ‘’ jelasnya.

Suryo menyebutkan luas tanaman tembakau yang dibudidayakan petani di Lamongan mencapai 6.900 hektare lebih. Seluas itu menyebar di 8 kecamatan. Umumnya di belahan Lamongan selatan. Di antaranya, Ngimbang, Sambeng, Modo, Bluluk, Sukorame, Sugio. Kedungpring dan Kembangbahu. (ron)

 

Editor : heddyawan

Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru