Jakarta, bukti.id – Sas-sus reshuffle kabinet memunculkan banyak ‘obrolan', terutama menyangkut siapa sosok menteri baru pengganti pembantu Presiden Jokowi di Kementerian Pendidikan.
Salah satu sosok yang ramai dibicarakan dan masuk dalam bursa menteri baru, yakni sekretaris umum (Sekum) PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. Mu'ti, rumornya bakal menggantikan posisi Nadiem Makarim.
Baca juga: Merasa Suara Hilang di Pileg 18 Provinsi, PPP Ajukan Gugatan ke MK
Banyaknya kontroversi membuat banyak pihak mendorong Nadiem dievaluasi. Di antaranya datang dari Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno. Dia menilai, selama pandemi Covid-19 ini, Nadiem tak menunjukkan performanya.
Pendapat lain diungkapkan pakar pendidikan, yang juga mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Fasli Jalal.
Menurut dia, Nadiem siap terima risiko dan dia akan jalan terus (meski banyak kritik). Cuma risikonya pada guncangan politik dan pendidikan.
“Itu perlu tertata semua. Jadi saya pikir di persimpangan jalan Nadiem ini,” kata dia kepada jurnalis, Rabu (14/4/2021).
Nadiem Makarim melambaikan tangan. Apakah itu sebuah pertanda jika dia akan 'berpisah' dengan jajaran kabinet Presiden Jokowi? (net)
Namun, meski kerap mengkritik kebijakan Mendikbud yang kadang kontroversial, Fasli Jalal memandang Nadiem masih perlu diberi waktu.
Baca juga: Pedih... PPP dan PSI Tak Dapat Kursi DPR RI
“Kita beri kesempatan dia untuk bekerja lebih keras. Mudah-mudahan Nadiem makin berpengalaman, dia kan orang baru, nggak mungkin orang baru langsung sukses. Mungkin cari wakil menteri senior yang orang dekat Presiden tapi juga dihargai di bidang pendidikan. Kalau kombinasi ini, saya kira lebih baik,” saran dia.
PPP : Istana Tak Dramatisasi Reshuffle Kabinet
Munculnya nama Abdul Mu’ti di bursa menteri baru bidang pendidikan, membuat kubu Partai Persatuan Pembangunan (PPP) bersuara. Parpol ini memberi sinyal yang ditujukan ke lingkaran Istana Kepresidenan.Melalui Wakil Ketua Umum PPP, Arsul Sani, meminta orang-orang di lingkaran Istana Kepresidenan tidak mendramatisasi wacana reshuffle kabinet. Arsul meyakini tak ada orang yang tahu seputar reshuffle kabinet kecuali Presiden Jokowi.
“Hemat saya, ya sudahlah soal reshuffle ini jangan kemudian dijadikan spekulasi ya, termasuk katakan lah yang ada di lingkaran Istana juga enggak usah seolah-olah peristiwa reshuffle itu adalah sesuatu yang pas untuk didramatisasi,” kata Arsul kepada jurnalis, di Kantor DPP PKS, Jakarta Selatan Rabu (14/4/2021).
Arsul juga memperkirakan Wakil Presiden Ma’ruf Amin belum diberitahu oleh Presiden Jokowi, soal sosok-sosok atau pos kementerian yang akan dirombak. Berangkat dari itu, Arsul meminta wacana reshuffle kabinet dijadikan sebagai hal yang biasa.
“Ini jadikan hal yang biasa. Ibarat katakan lah tim sepak bola kalau pelatihnya belum bilang perlu ada yang ditarik keluar, ya kita sikapi hal yang biasa saja,” pinta dia.
Baca juga: Pemerintah Perluas Wajib Belajar dan Bantuan Pendidikan. Dana Triliunan
PPP, imbuh Wakil Ketua MPR itu, tidak mendapatkan penawaran kursi menteri baru di tengah wacana reshuffle kabinet yang bergulir saat ini.
Asrul meyakini komposisi perwakilan dari parpol di Kabinet Indonesia Maju tidak akan berubah jika Jokowi melakukan reshuffle kabinet.
“Tapi kalau reshuffle itu hanya akan kemudian menggeser atau mengubah orang tapi bukan mengubah komposisi, katakanlah dari parpol lebih banyak atau parpol lebih sedikit, enggak ada,” pungkas dia. (hea)
Editor : heddyawan