Horeee... Kita Bisa Belajar dan Bertemu Langsung di Sekolah Lagi

bukti.id
Keceriaan murid-murid Sekolah Dasar bakal terlihat lagi di sekolah masing-masing, asal saja usulan Mendikbudristek Nadiem disetujui. (foto: net)

Jakarta, bukti.id – Sejumlah mall, tempat fasilitas umum, dan perkantoran, mulai menggeliat di tanah air, meski pandemi Covid-19 belum dinyatakan tuntas.
Karena itu, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menginginkan sekolah tetap harus menyelenggarakan pilihan tatap muka. Nadiem membandingkan sekolah dengan tempat keramaian lain yang sudah dibuka lebih dulu.
Nadiem bilang, dengan mal, sinema, dan tempat kerja sudah mulai dibuka, sudah waktunya sekolah di Indonesia juga mulai menggelar tatap muka terbatas.
“Kenyataannya adalah mal, sinema dan semua tempat kerja sudah dibuka untuk tatap muka. Jadi sudah saatnya sekolah-sekolah kita melakukan tatap muka terbatas,” ujar Nadiem dalam Rapat Kerja bersama Komisi X, yang dikutip Selasa (1/6/2021).

Baca juga: Kesetaraan Gender dan Hak Disabilitas itu Penting

Mendikbudristek Nadiem Makarim (foto: net)

Baca juga: Kongres Kebudayaan Indonesia. Dukung Budaya Jadi Arah Pembangunan Nasional

Nadiem mengatakan kegiatan sekolah tatap muka bisa dikecualikan, bila daerah tersebut masuk dalam zona merah PPKM Mikro. Jika diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro dalam suatu wilayah, sudah pasti sekolah pun tak bisa dibuka.

Baca juga: Sengkarut Zonasi Bikin Iri

Sejak Januari lalu, pilihan pembelajaran tatap muka terbatas sudah dimulai. Nadiem mengatakan orang tua diberikan kebebasan menentukan untuk anaknya bisa belajar tatap muka atau tetap melakukan online.
“Sekadar mengingatkan bahwa sejak bulan Januari semua sekolah dan daerah itu sudah diperkenankan kalau mereka siap laksanakan tatap muka terbatas. Bahkan sebelum vaksinasi pun sudah diperbolehkan. Tetapi pada saat sudah selesai divaksinasi itu, kewajiban sekolah untuk opsi tatap muka terbatas,” ungkap Nadiem.
Sementara itu, Nadiem juga mengungkapkan, 28% dari 5,6 juta pendidik dan tenaga pendidik di Indonesia telah divaksinasi. Dari jumlah itu, DKI Jakarta telah memvaksinasi 80, Yogyakarta 75%, dan Jawa Barat serta Jawa Timur masing-masing 35%.
Ini dilakukan bersamaan dengan banyak faktor pengambat misalnya pasokan vaksin dan faktor lain di luar kontrol tersebut.
“Pada saat ini, ini angka yang menurut saya cukup luar biasa. Bahwa walaupun dengan situasi dunia, dengan masalah pasokan vaksin yang sering terhambat, dengan faktor-faktor di luar kontrol kita, kita masih berhasil vaksinasi 28% dari 5,6 juta pendidik dan tenaga pendidik di Indonesia dalam waktu lumayan singkat dengan begitu banyaknya supply shock international dengan vaksin,” pungkas Nadiem. (hea)

Editor : heddyawan

Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru