Kesenjangan Belajar Daring di Daerah Sangat Nyata

bukti.id
Mendikbudristek Nadiem Makarim (foto: net)

Jakarta, bukti.id – Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (PAUD-Dikdasmen) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dab Teknologi (Kemendikbudristek), Jumeri menyebut, kesenjangan terkait pembelajaran daring di daerah sangat nyata.

Karenanya, Kemendikbudristek mendesak pembelajaran tatap muka (PTM) segera dilaksanakan, dengan tetap mempertimbangkan aspek kesehatan.

Baca juga: Kesetaraan Gender dan Hak Disabilitas itu Penting

"Kami sebenarnya mendorong untuk segera pembelajaran tatap muka, karena kesenjangan pembelajaran daring antardesa, antarkota, dan antar daerah terdepan dan terluar itu sangat nyata kesenjangannya, gapnya sangat nyata," kata Jumeri, dalam Dialog Produktif KPCPEN, kemarin.

Jika hal ini terus dipertahankan, menurut dia, maka kelompok masyarakat yang memiliki akses untuk pembelajaran secara daring akan memperoleh kesempatan yang baik, sedangkan yang lain kurang baik, namun seluruhnya tak lepas dari sejumlah hambatan.

"Untuk kelompok yang bisa daring tentu ini hambatannya pada kepemilikan perangkat pembelajaran, kemudian keberadaan akses," ujar Jumeri.

Baca juga: Kongres Kebudayaan Indonesia. Dukung Budaya Jadi Arah Pembangunan Nasional

"Yang luring juga sangat terbatas, karena dengan pandemi ini tentu mobilitas guru-guru kita untuk bisa hadir di rumah peserta didik sangat kurang," tambah dia.

Jumeri bilang, berdasarkan hasil survei Kemendikbud Ristek, hanya sekitar 30 persen siswa yang bisa melakukan pembelajaran jarak jauh secara interaktif.

"Sampai saat ini dari kajian dari survei kami, itu kira-kira 30 persen anak murid kita yang bisa melakukan pembelajaran daring dengan interaktif, yang lainnya masih belum," ungkap mantan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Tengah itu.

Baca juga: Sengkarut Zonasi Bikin Iri

Untuk itu, Kemendikbudristek telah melakukan pelatihan kepada guru terkait pembelajaran daring. Meski demikian, Jumeri mengajak para orang tua murid, khususnya jejang PAUD dan SD, agar terlibat aktif dalam proses PJJ di masa pandemi.

"Kolaborasi dengan orangtua itu sangat penting karena sudah barang tentu ketika anak-anak itu belajar dari rumah. Peran orangtua sangat dominan untuk bisa membantu putra-putrinya belajar di rumah," pinta Jumeri. (hed)

Editor : heddyawan

Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru