Suharso Monoarfa Dilengserkan dari Ketum PPP, Bukan Dipecat

bukti.id
Pada mukernas PPP yang berlangsung di Serang, Banten (4-5/9/2022), memutuskan Mardiono sebagai Plt Ketum PPP menggantikan Suharso Monoarfa. (foto: antara)

Jakarta, bukti.id – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar Musyawarah Kerja Nasional (mukernas) berlangsung sejak Minggu hingga Senin dini hari, (4-5/9/2022), di Serang, Banten.

Mukernas tersebut dihadiri ketua dan sekretaris dari 27 DPW PPP se-Indonesia. Hasilnya, Ketua Majelis Pertimbangan PPP, Muhamad Mardiono, ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP.

Baca juga: Merasa Suara Hilang di Pileg 18 Provinsi, PPP Ajukan Gugatan ke MK

Mardiono menegaskan, Suharso Monoarfa bukan dipecat sebagai kader partai. Melainkan hanya diberhentikan dari jabatannya sebagai ketua umum partai berlambang Ka’bah itu.

“Bukan dipecat, tapi para kader itu memberikan solusi dalam rangka mengakhiri polemik,” kata Mardiono kepada jurnalis, Senin (5/9/2022).

Menurut Mardiono, kader partai juga sedang menghadapi agenda Pemilu 2024. Sementara, Suharso selaku Menteri PPN/Kepala Bappenas juga sedang sibuk untuk menghadapi agenda kenegaraan, yakni Presidensi G20 dan lainnya.

Kesibukan di kabinet untuk membantu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Kabinet Indonesia Maju itulah, yang menurutnya membuat para kader PPP memberikan solusi.

“Maka, para kader menghadirkan solusi untuk membagi tugas. Membagi tugas itu agar beliau fokus pada tugas kementeriannya,” ujarnya.

Kemudian, Mardiono diberi kepercayaan oleh para kader partai untuk bisa fokus mengurus tugas di partai menghadapi Pemilu 2024. Sedangkan, kata dia, Suharso hanya fokus bertugas membantu pemerintahan Presiden Jokowi.

“Bahasa yang tepatnya adalah pemberhentian tugas (Suharso diberhentikan), pembagian tugas. Akhirnya dalam pembagian tugas itu tentu ada pergantian peran. Sekarang beliau hanya fokus di ini, kemudian saya fokus diberikan tugas untuk mengurus partai,” jelas Mardiono.

Mardiono yang ditunjuk sebagai Plt Ketua Umum PPP mengaku tidak melakukan kudeta kepemimpinan di partai berlambang Kabah itu.

Mardiono mengaku hanya menerima mandat hasil Musyawarah Kerja Nasional yang berlangsung sejak Minggu hingga Senin dini hari, 4-5 September 2022.

“Tidak ada istilah kudeta, ini adalah estafet kepemimpinan menghadapai hal besar,” kata Mardiono, di lokasi Mukernas.

Baca juga: Pedih... PPP dan PSI Tak Dapat Kursi DPR RI

Mardiono juga mengaku telah berbicara dengan Suharso Monoarfa terkait pelaksanaan Mukernas di Kabupaten Serang, Banten.

Namun tidak banyak yang dibicarakan melalui sambungan seluler pada Minggu, 4 September 2022 itu. Mardiono beralasan kesibukan Suharso yang menyebabkannya.

“Tadi pagi beliau juga telepon saya, karena waktunya sempit dan beliau kembali ke tanah air, maka komunikasinya tidak banyak,” aku Mardiono, kemarin.

Untuk Suksesi 2024, PPP kubu Mardiono beralasan perpindahan kepimpinan di partai berwarna hijau untuk suksesi 2024, sekaligus membiarkan Suharso Monoarfa fokus bekerja sebagai menteri Bappenas. Terlebih saat ini, banyak agenda besar yang harus dilaksanakannya, seperti helatan G20 dan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN)

Seluruh helatan agenda nasional itu bagus diselesaikan dengan konsentrasi penuh. Di sisi lain, partai harus terus bekerja untuk sukses pemilu mendatang.

“Dalam pertimbangan, beliau juga mengemban amanah yang besar di kementrian, di Bappenas, menghadapai G20 dan sebagainya. Terutama beliau di tugas negara. Begitu juga di tugas kepartaian, agar sama-sama fokus karena tuntutan ke depan,” ujar Mardiono.

Baca juga: Sandiaga Uno Keukeuh, PPP Istikamah dengan PDI Perjuangan

“Saya menerima amanah yang diputuskan dalam rapat pengurus harian untuk mengisi jabatan Plt. Ketua Umum PPP. Atas dukungan dan doa para kiai yang ada di majelis ini, bismillah saya akan bekerja keras agar PPP bisa bangkit di Pemilu 2024,” ucap Mardiono.

Pada bagian lain, Ketua Majelis Syariah PPP, Mustofa Aqil Siradj mengatakan, keputusan itu diambil atas usulan berbagai pihak. Dia pun berharap keputusan itu bisa bermanfaat dan lebih baik untuk partai.

“Kami tidak bisa menahan gejolak protes, suara, dan usulan dari berbagai pihak. Tidak kurang dari 10 kali pertemuan kami adakan untuk menanggapi gejolak ini. Keputusan ini semata-mata merespon kiai dan berbagai pihak,” tandas dia.


Dalam kesempatan yang sama, Ketua Majelis Kehormatan PPP, Zarkasih Nur, mengaku tidak ada kebencian terhadap pemimpin sebelumnya, yakni Suharso Monoarfa.

Ke depannya, menurut Zarkasih, kepemimpinan PPP akan dilakukan penuh kebersamaan, persatuan, dan kasih sayang; sehingga bangsa Indonesia menjadi lebih makmur, sejahtera, dan rakyat menjadi umat yang rahmatan lil alamin.

“Kami tetap berhubungan baik, tidak ada yang menaruh kebencian ataupun kemarahan, tetapi dalam menghadapi masalah sekarang ini kami mengharapkan Suharso melepas tugasnya sebagai Ketua Umum PPP,” pungkas Zarkasih. (hed)

Editor : heddyawan

Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru