Awas!! Sapi Gelonggongan Jelang Idul Adha. Rakyat Wajib Peroleh Edukasi Hewan Kurban

bukti.id
Ilustrasi lapak penjual hewan kurban yang kini banyak terdapat di sudut-sudut kota dan daerah (foto: net)

Jakarta – Hari Raya Idul Adha diambang pintu. Banyak penjual hewan kurban – sapi dan kambing – membuka lapak dadakan di sepanjang jalan di tiap sudut wilayah. Perlu diketahui, salah satu modus yang kerap terjadi mendekati lebaran kurban, adalah praktek penjualan sapi gelonggongan. Yakni, sapi yang dipaksa minum air berlebih dengan maksud bobotnya tampak lebih berat saat sapi ditimbang.

Karena itu, anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan meminta pemerintah untuk meningkatkan edukasi mengenai hewan kurban dan menindak tegas para penjual hewan kurban yang nakal. Berulangkali Daniel juga mengingatkan rakyat agar waspada terhadap maraknya penjualan sapi gelonggongan di tengah lonjakan permintaan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha.

Baca juga: Serdik Sespimmen 62 Sembelih 67 Ekor Sapi dan Kambing

"Menjelang Hari Raya Iduladha, lonjakan penjualan seperti sapi dan kambing membuka celah bagi praktik curang di lapangan. Praktik ini bukan hanya merugikan konsumen dari sisi ekonomi, tapi juga mengancam kesehatan publik," tegas Daniel melalui rilisnya di Jakarta, Selasa (3/6/2025).

Daniel menilai, pemerintah daerah (pemda) belum responsif menghadapi persoalan hewan kurban gelonggongan, padahal fenomena ini selalu berulang setiap tahun.

"Pemda khususnya dinas peternakan dan dinas kesehatan hewan harus mengambil langkah konkret, dalam menghadapi praktik penipuan ini," tandas Legislator dari Dapil Kalimantan Barat I itu.

Daniel bilang, sapi gelonggongan bukan sekadar persoalan moral pedagang, tapi masalah sistem pengawasan. Terlebih hewan yang dipaksa minum air dalam jumlah besar mengalami stres metabolik dan kerusakan organ yang membuat dagingnya cepat rusak dan tidak layak konsumsi.

Baca juga: Kapolri Listyo Sigit Serahkan Sapi Qurban ke Juleha Indonesia

"Bagi anak-anak, lansia, atau mereka yang memiliki masalah kesehatan, mengonsumsi daging seperti ini berisiko tinggi menimbulkan gangguan pencernaan bahkan infeksi," ujar dia.

Untuk diketahui, praktik sapi gelonggongan sangat bertentangan dengan prinsip kesejahteraan hewan serta syariat penyembelihan dalam Islam. Dosen Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis (SKHB) IPB University, Dr drh Denny Widaya Lukman, menyebutkan jika praktik gelonggongan dinilai sangat menyiksa hewan sejak sebelum disembelih.

Sapi gelonggongan biasanya diminumkan air secara paksa melalui mulut menggunakan selang 1-2 jam sebelum disembelih sehingga bobot daging sapi gelonggongan jadi meningkat hingga 20-40 persen. Ciri-ciri sapi gelonggongan diantaranya perut tampak membesar, tampak lemah, bahkan sampai tidak bisa berdiri. Setelah disembelih, permukaan daging sapi gelonggongan akan tampak basah.

Baca juga: Penetapan PMK Sebagai Wabah Nasional

Jika digantung, daging gelonggongan juga meneteskan sedikit air kendati sulit dicek secara kasat mata. Namun, daging gelonggongan sulit diidentifikasi jika sudah dibekukan. Untuk itu, masyarakat disarankan memilih daging dalam kemasan berlabel sehingga kualitasnya lebih terjamin.

Adapun bahaya mengkonsumsi daging sapi gelonggongan, salah satunya berisiko menyebabkan keracunan. Sebab, daging sapi gelonggongan memiliki kandungan air tinggi, cepat busuk, dan rentan terkontaminasi patogen, yaitu mikroorganisme seperti virus, bakteri dan jamur yang bisa menyebabkan infeksi dan penyakit. (haed)

Editor : heddyawan

Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru