Lamongan, bukti – Ada sepenggal kisah mengharukan dari kunjungan Bupati Fadeli, Kapolres Lamongan AKBP Harun, Komandan Kodim 0812 Lamongan, Letko Inf Sidik Wiyono, dan Sekkab Yuhronur Efendi di Rusunawa, salah satu tempat penanganan pasien Covid-19 di Lamongan, Selasa (16/6/2020).
Tepatnya, ketika Bupati Fadeli beserta rombongan berpamitan kepada sejumlah pasien, usai kunjungan dan memberikan tali asih dalam rangka Hari Bhayangkara ke 74. Berupa makananm vitamin dan buah-buahan.
Baca juga: Legislator Golkar Apresiasi Keberhasilan KPC-PEN Kendalikan Pandemi
Usai prosesi penyerahan tali asih, Fadeli dan pejabat lainnya berdiri dan balik badan. Bersamaan itu pintu masuk yang sebelumnya tertutup, lalu dibuka. Ternyata di balik pintu terdapat sejumlah pasien duduk di kursi dengan jarak teratur.
“Monggo bapak ibu semuannya. Tetap semangat dan sabar. Insya Allah semua sembuh,” kata Fadeli, disusul Harun dan Sidik Wiyono.
Ucapan pamit bupati hanya beberapa patah kata itu, terpaksa harus terpotong. Karena seorang pasien pria mendadak berdiri. Lalu berbicara lantang, menyebutkan kalau dia sebenarnya menulis sebuah surat yang hendak diberikan kepada orang nomer satu di pemerintahan Lamongan.
“Mohon maaf pak bupati. Saya nulis surat, karena saya tidak tahu, apakah saya akan masih hidup atau tidak. Surat itu saya titipkan bu dokter,” ujar pasien yang mengaku bernama Khusnul Yusak, asal Sukorejo tersebut.
Khusnul Yusak, pasien Covid 19 yang tingga di Rusunawa Lamongan
Mendengar ungkapan Khusnul Yusak, suasana menjadi hening. Semua tercekat dan tegang. Tidak ada seorang pun yang berbicara. Baru, ketika Fadeli mempersilahkan disampaikan langsung inti dari surat itu, suasana menjadi cair kembali.
Baca juga: WNI Sumringah Dengar Kabar Sejuk Sri Mulyani
Khusnul pun lebih jauh menceritakan, bahwa selama menghuni Rusunawa, mereka rutin mendapatkan kesempatan keluar ruangan, dan berkumpul di halaman untuk berolahraga seminggu sekali.
“Maksud saya begini pak bupati. Memang kita rutin mendapat siraman jasmani kita terpenuhi. Tapi, untuk siraman rohani yang belum. Kami juga sangat membutuhkan siraman rohani. Biar hati kami bisa tenang dan menjadi lebih bersemangat menghadapi kenyataan ini,” tuturnya, diamini pasien lainnya.
Fadeli yang matanya tampak berkaca-kaca, spontan menjawab sangat setuju dan menjanjikan untuk memenuhi permintaan pasien tersebut.
“Saya sangat setuju, Ya, akan saya kita lakukan dan kita atur,” tegasnya, disambut tepuk tangan pasien.
Baca juga: Presiden Jokowi: Pemerintah Terapkan Kebijakan Dinamis
Selepas berpamitan Fadeli kembali menegaskan pentingnya siraman rohani kepada pasien. Tidak hanya yang tinggal di Rusunawa. Tapi di tempat penanganan penderita Covid-19 di Lamongan lainnya.
“Bisa kita atur. Mungkin secara virtual atau mendatangkan ustadz berceramah dalam posisi aman, dan pasien tetap bisa mendengarkan di dalam gedung,” paparnya.
Sementara itu, hingga saat ini pasien Covid-19 penghuni Rusunawa mencapai 28 orang. Sebanyak itu sudah masuk tahapan perawatan ringan.
“Mereka sudah bisa keluar ruang, tapi masih di lingkungan dalam gedung. Mereka juga sudah bisa diperbolehkan dan bisa mencuci pakaian sendiri,” kata UPT dr Maafdhatul Laili. (ron)
Editor : Redaksi