Lamongan, bukti.id -- Total jumlah warga perantau asal Lamongan yang mudik lebaran Idul Fitri tahun ini sangat kecil. Ditaksir kurang 8 persen.
Setidaknya taksiran angka tersebut mengacu data yang tercatat selama kurun waktu Operasi Ketupat Semeru 2021.
Selama pelaksanaan operasi Polres Lamongan beserta instansi terkait mencatat hanya sebanyak 1.692 pemudik yang pulang kampung. Padahal, jumlah warga Lamongan perantau sebanyak 24 ribu orang. Sebanyak 17 ribu orang di antaranya berada di Jakarta.
Sebanyak itu, terdiri dari pekerja migran Indonesia (PMI), luar provinsi Jawa Timur dan luar kota Lamongan. Terjaring dalam operasi penyekatan larangan mudik terkait pencegahan dan penyebaran Covid-19.
Dari sejumlah pemudik semua sudah menjalani tes swab. Baik di provinsi, kabupaten maupun ketika mereka berada di desa.
Adapun yang terdeteksi positif terpapar Covid-19 hanya dua orang dan sudah dilakukan tindakan dengan mengkarantina di Rusunawa jalan Veteran. Kedua pemudik ini diketahui dari PMI dan pemudik dari luar kota Lamongan.
Kedua pemudik ini juga telah dinyatakan sehat atau negatif Covid-19 setelah 2 kali melakukan tes swab.
"Petugas juga sudah melakukan tracing dan tracking dari 2 pemudik ini,"kata Kapolres Lamongan, AKBP Miko Indrayana, Jumat (21/5/2021).
Selama Operasi Ketupat Semeru 2021 yang sudah berakhir, lanjut AKBP Miko, pihaknya juga menghalau ratusan kendaraan yang akan masuk ke Lamongan di 4 pos penyekatan.
Paling banyak dihalau ada di Pos Penyekatan di Desa Kemantren, Kecamatan Paciran dan di Pos Penyekatan Desa Pandan Pancur, Kecamatan Deket. Keduanya berada di perbatasan Lamongan-Gresik.
Tercatat ada 424 kendaraan roda 2 dan 636 kendaraan roda 4. Terbanyak kendaraan carteran dan truk. Operasi Ketupat telah usai, namun penyekatan terhadap kendaraan masih dilakukan hingga 24 Mei mendatang.
"Ini sesuai perintah Kapolri. Dan perlu diketahui, semua petugas yang diterjunkan untuk Operasi juga sudah menjalani tes kesehatan. Alhamdulillah anggota semua dinyatakan sehat," terangnya. (ron)
Editor : heddyawan