Jakarta, bukti.id – Ngeri. Ternyata PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN mengantongi utang hingga Rp500 triliun.
Paham dengan keadaan itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir bersuara, dan bertindak mengambil langkah strategi.
Erick menyebutkan, besarnya utang, membuat pemerintah memangkas belanja modal/capital expenditure (capex) hingga 50 persen.
“PLN itu utangnya Rp500 triliun, tidak ada jalan kalau tidak segera disehatkan,” tukas Erick dalam rapat dengan Komisi VI DPR, baru-baru ini.
Erick memastikan, PLN berhasil menekan capex sebesar 24 persen atau sekitar Rp24 triliun. Upaya efisiensi tersebut membantu meningkatkan kesehatan arus kas perusahaan.
Selain itu, Erick juga meminta perusahaan untuk merenegosiasi utang dengan bunga yang lperusahaan, agar beban perusahaan bisa berkurang.
“Alhamdulilah, dari PLN sendiri sudah sampai negosiasi hingga Rp30 triliun,” imbuh Erick.
Bahkan, Erick juga meminta perusahaan untuk melakukan negosiasi pembelian listrik (take or pay) senilai Rp 60 triliun. Sejauh ini, dirinya menyebut perusahaan berhasil melakukan negosiasi hingga Rp25 triliun atau kurang Rp35 triliun lagi.
“Makanya kalau ditanya bukunya PLN lebih sehat, iya lebih sehat. Karena kita semua berupaya memperbaiki kinerja PLN,” seru Erick.
Untuk diketahui, sepanjang 2020, PLN mencetak laba bersih Rp5,9 triliun atau naik sekitar 38,6 persen dari periode tahun sebelumnya, Rp4,3 triliun.
Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini mengakui, kenaikan laba tersebut ditopang oleh transformasi PLN yang fokus pada penurunan biaya pokok penyediaan dan peningkatan layanan.
Tercatat, beban usaha perseroan merosot 4,5 persen dari Rp315,4 triliun pada 2019 menjadi Rp301 triliun pada 2020. (hed)
Editor : heddyawan