x iklan_super_apps
x iklan_super_apps

Pentingnya Perencanaan Pembangunan Bandara Dhoho

Avatar bukti.id
bukti.id
Minggu, 03 Apr 2022 14:00 WIB
Komisi DPR
bukti.id leaderboard

Surabaya, bukti.id – Proyek pembangunan Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur, terus berjalan sesuai tahapan. Seiring itu, wakil rakyat mengingatkan pada pelaksana proyek.

Anggota Komisi V DPR DPR RI, Sudewo, mengingatkan pentingnya penataan air pada pembangunan Bandara Dhoho. Mengingat ada aliran sungai di bawah Kawasan bandaranya.

Sudewo menyarankan kepada Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR dan PT Gudang Garam selaku private sector (sekaligus penyuntik modal) dalam pembangunan Bandara Dhoho ini agar selalu melakukan koordinasi dan bersinergi.

“Karena bandara dimana-mana terjadi kebanjiran oleh karena perencanaan terhadap pengendalian banjir pada bandara itu tidak akurat. Jangan nanti saling lempar tanggung jawab, saling lempar masalah. Jadi dari awal perencanaan itu harus (Kementerian PUPR dan Gudang Garam, red) bersama bersama-sama sampai pada tingkatan pelaksanaan di lapangan, sampai pada pembebanan anggaran,” tegas politisi Partai Gerindra itu, ketika melakukan rangkaian Kunjungan Kerja Spesifik (Kunspek) Komisi V DPR RI ke Surabaya, belum lama ini.

Dalam pertemuan dengan perwakilan Pemprov Jatim tersebut, Sudewo mempertanyakan terkait aksesibilitas menuju dan keluar dari Bandara Dhoho. Pasalnya, hingga kini Tol Kertosono yang akan menjadi akses menuju Bandara Dhoho belum dibangun.

“Jangan sampai ini mengalami nasib yang sama dengan Pelabuhan Patimban (Subang, Jawa Barat). Pelabuhan sudah jadi, tapi akses jalan ke sana baru dipikirkan oleh Kementerian PUPR. Koordinasinya bagaimana? Jangan dilepas begitu saja, segera dibangun,” saran dia.

Desain terminal bandara pun tidak luput dari perhatian legislator dapil Jawa Tengah III itu. Sudewo mengingatkan agar terminal Bandara Dhoho ini memperhatikan unsur manusiawi dan memiliki kearifan lokal, sehingga tidak hanya memiliki unsur estetika atau kemegahan saja.

“Terminal Bandara 3 Soekarno-Hatta itu tidak manusiawi. Kelihatan megah, kelihatan mewah, tapi tidak manusiawi. Jalan kakinya sangat luar biasa jauh. Berbeda dengan Terminal 1 dan Terminal 2. Meskipun itu terminal lama, tapi manusiawi. Lalu harus memiliki kearifan lokal. Buatlah yang menjadi ciri khas Kota Kediri muncul dalam terminal bandara ini,” wejang Sudewo. (har)

Editor : heddyawan

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Kamis, 02 Mei 2024 02:20 WIB | Peristiwa
Pemprov Jatim janji fasilitasi buruh Jatim dialog ke ...
Kamis, 02 Mei 2024 01:05 WIB | Hukum
Mahkamah Konstitusi gelar sidang PHPU sengketa Pileg 2024 dari sejumlah Parpol. ...
Minggu, 21 Apr 2024 19:32 WIB | Seni Budaya
FPK Jatim gelar halal bihalal dihadiri sejumlah seniman dan budayawan. ...