Sidoarjo; Forum Pamong Kebudayaan (FPK) dan Dewan Kesenian Sidoarjo (Dekesda) mengadakan forum Rembug Budaya bertema Posisi Budayawan Dalam Lingkaran Pilkada Sidoarjo, Minggu (13-10-2024) di sebuah cafe di Lingkar Timur.
Forum yang dihadiri sejumlah pelaku seni dan budaya dari berbagai elemen, serta tokoh masyarakat Sidoarjo, berlangsung gayeng. Alur sesi dialog dan tanya jawab antara nara sumber dan undangan, berlangsung linier dan komunikatif.
Ketua FPK Jatim, Ki Bagong Sabdo Sinukarto, banyak menyinggung tentang posisi budayawan di saat Pilkada cenderung banyak dimanfaatkan untuk kepentingan sesaat, dan hanya sebagai vote getter atau pendulang suara, tapi setelah itu banyak diabaikan.
"Budayawan dalam ajang pemilihan apapun sudah lazim hanya dijadikan vote getter, laksana daun salam, sebelum masak dicari, setelah matang, dibuang," paparnya.
Sementara itu, Hudiono mantan Kepala Dinas pendidikan dan kebudayaan Propinsi Jawa Timur berharap calon bupati Sidoarjo lebih aspiratif dalam mengakomodir kebutuhan para seniman termasuk sarana dan prasarana bahkan regulasi.
"Saya akan sampaikan semua permasalahan kebudayaan yang muncul pada malam ini, kepada bupati terpilih, karena semua ini demi pemajuan kebudayaan di Sidoarjo" ujar ketua Kosgoro Jatim ini.
Ribut Wiyoto, ketua Dewan Kesenian Daerah Sidoarjo, menekankan pada revitalisasi alun-alun Sidoarjo sebagai etalasi kebudayaan dengan membangun tempat pementasan, ruang pamer dan utamanya pembangunan Gedung Kesenian.
"Alun-alun harus jadi etalase dan simbul kebudayaan Sidoarjo kalau benar-benar ingin jadi kota Budaya," tutur pria kalem ini.
Banyak hal menarik dari hasil rembug budaya tersebut di antaranya dari beberapa penanya yang pada pokoknya berharap pemerintahan yang baru lebih memperhatikan nasib kebudayaan dan juga budayawannya. (kwan-knis)
Editor : heddyawan