Lamongan, bukti – Pemkab Lamongan serius mendorong dimulainya aktifitas pondok pesantren (ponpes). Menyertai surat eadaran (SE) bupati terkait pengembalian santri ke ponpes dengan segala bentuk aturan, kini direncanakan rapid test kepada santri secara gratis.
Tapi, tidak diberlakukan kepada seluruh santri. Melainkan dengan cara disampling. Dari sejumlah santri yang datang, setelah dilakukan tes suhu dan sebagainya, ternyata masih saja ditemukan tanda-tanda ancaman Covid-19, secepatnya dilakukan rapid test.
“Semisal ada seratus santri ternyata ditemukan lima atau berapa dengan suhu badan tinggi, bisa langsung dilakukan rapid tes,” kata Bupati Fadeli, disela acara pembagian masker dalam rangka Jatim Bermasker, Senin (22/06/2020) sore.
Untuk menjalankan rapid test ini, lanjut Fadeli, Pemkab melalui Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Lamongan, akan menirim petugas ke ponpes yang sekiranya sudah memulai aktifitas dengan kembalinya para santri.
“Jika memang ditemukan rreaktif atau apa, santri yang bersangkutan segera dikarantina. Karena itu sesuai SE yang kita keluarkan, semua tetap menjalankan protokoler kesehatan,” imbuhnya.
Seperti diketahui, Surat edaran (SE) Bupati Lamongan bernomor 451.44/520/413.012/2020 mengharuskan santri untuk mematuhi delapan persyaratan untuk kembali ke ponpes. Di antaranya, santri diminta melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Dibuktikan surat keterangan bermaterai dari orang tua mengetahui kepala desa setempat.
Santri juga harus membawa surat keterangan sehat dari puskesmas atau dokter. Selain itu, juga diwajibkan membawa vitamin C, madu, dan nutrisi untuk ketahanan tubuh selama sebulan. Imbauan lain seperti yang sudah-sudah, santri tetap membawa masker, hand sanitizer, membawa peralatan makanan ditandai dengan nama biat tidak tertukar dengan santri lain, sajadah tipis yang mudah untuk dicuci.
“Soal surat dokter, saya ingatkan kepada seluruh puskesmas atau rumah sakit, santri harus dilayani secara gratis. Jika ada yang memberlakukan harus bayar hanya untuk mendapatkan surat sehat kepada santri, kasih tahu saya,” tandas Fadeli, di hadapan sejumlah jurnalis.
SE bupati juga menyebutkan, proses pengembalian santri dilakukan bertahap. Disesuaikan dengan kondisi dan kesiapan masing-masing ponpes dalam menerapkan protokol kesehatan. Untuk ini, pengasuh ponpes menjalin kerjasama dengan tim gugus tugas Covid-19. Minimal di tingkat kecamatan setempat. Adapun pengembalian santri ke ponpes itu baru dilaksanakan awal bulan depan. (ron)
Editor : Redaksi