Lamongan, bukti – Teror hama tikus menghantui petani Lamongan. Tanaman padi musim tanam ke dua tahun ini rusak parah dan dipastikan gagal panen akibat serangan hewan pengerat tersebut. Kerugian mencapai miliaran rupiah.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Lamongan, Rudjito menyebutkan, tingkat serangan begitu variatif. Seperti di Kecamatan Tikung, petani baru menanam padi 7-10 hari sudah dijarah tikus. Dari lahan seluas 113 hektare tanaman padi 18 hektare tercatat rusak ringan dan 38 hektare rusak berat.
“Tapi, secara keseluruhan kita mencatat lahan seluas 377 hektare dinyatakan puso. Ada satu wilayah kecamatan lagi yang lahan pertaniannya kita nyatakan puso. Yaitu, Kecamatan Maduran seluas 49, 27 hektare. Total lahan puso seluas 426 hektare,” katanya, Senin (6/7/2020).
Dari lahan di dua kecamatan tersebut, kerugian yang dicatat mencapai Rp 3,8 miliar lebih. Terinci, Kecamatan Maduran, Rp 403,5 juta lebih dan Kecamatan Tikung mencapai Rp 3,087 miliar lebih.
Sebetulnya lahan tanaman padi di Kecamatan Kembangbahu ada yang mengalami serangan berat. Mencapai 57 hektare, tapi tidak dinyatakan puso. Sementara sejumlah kecamatan lain lahan padi yang diserang tikus masuk kriteria ringan dan sedang. Dua kriteria serangan ini sedang dalam penanganan.
“Untuk lahan yang dinyatakan puso sudah kita ajukan klaim asuransi ke Jasindo. Karena kebetulan lahan puso tersebut masuk asuransi,” terang Rudjito, di hadapan Bupati Fadeli.
Meski begitu, lanjut Rudjito, tingkat serangan hama tikus tahun ini masih dinilai seserius tahun sebelumnya. Alasannya, karena petani yang sudah mencatat pengalaman kejadian sebelumnya lebih dulu melakukan antisipasi. Di antaranya melakukan penyedian umpan racun, pengasapan dan gropyokan.
“Bahkan, sekarang ini petani punya teknik tersendiri untuk membasmi tikus. Yaitu dengan menggunakan setrum. Alatnya sangat ekonomis, tapi belum kita rekom. Aliran listrik tidak berbahaya. Hanya ampuh untuk tikus. Tapi kalau terkena manusia, aliran listriknya secara otomatis akan njeglek (mati, Red) sendiri,” imbuhnya.
Sementara itu, Bupati Fadeli menangapi serius terkait teror hama tikus ini. Dia tidak mau serangan tikus ini menganggu lahan pertaian di Lamongan hingga menganggu produksi. Karena, Lamongan selama ini dikenal sebagai penghasil padi terbesar di Jawa Timur. Untuk itu, untuk mengatasinya pemerintah mengucurkan anggaran khusus sebesar Rp 500 juta.
“Selain itu, kita akan memerangi tikus ini dengan berbagai cara. Selasa (7/7/2020) kita bersama TNI/Polri akan lakukan gropyokan bersama masyarakat di kawasan tertentu,” tandasnya. (ron)
Editor : Redaksi