Butuh Politik untuk Industri Pemikiran di Perguruan Tinggi

bukti.id
Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Anis Matta. (net)

Jakarta, bukti.id - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta bertemu dua rektor perguruan tinggi di Makassar. Pada pertemuan itu terjadi dialog tentang pentingnya memasukan politik pada industri pendidikan.

Kegiatan Anis Matta itu merupakan safari politiknya di Kota Makassar usai menghadiri deklarasi pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi Masse (Danny-Fatma) di atas Kapal Phinisi di Pantai Losari, Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (3/9/2020). Sementara pada Jumat (4/9/2020), Anis Matta bertemu dua rektor perguruan tinggi di Kota Makassar, yakni Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) Prof Husain Syam  dan Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Prof Ambo Asse.

Baca juga: Ratusan ASN Langgar Netralitas

Saat bertemu Rektor UNM Prof Husain Syam, Anis Matta berbicara mengenai perlunya ilmuwan dan akademisi terlibat dalam membangun sistem perpolitikan di Indonesia. "Umumnya kita bicara politik itu pada proses dan pencapaiannya. Namun kita minim bicara pada produk politiknya, sehingga kita kadang kelihatan bingung setelah berkuasa," kata Anis Matta dalam keterangannya, Sabtu (5/9/2020).

Padahal menurut Anis, keduanya harus menjadi satu kesatuan desain perpolitikan di Indonesia. Oleh karena itu, Partai Gelora berpandangan untuk memperkuat pendidikan politik di Indonesia, harus menjadikan universitas sebagai mitra pemikiran strategis terhadap kebijakan pemerintah.

Contohnya dalam pandemi Covid-19, para ilmuwan (scientist) di perguruan tinggi saat ini tengah berlomba-lomba untuk menciptakan yang mendukung penanganan virus Corona (Covid-19), maupun vaksinnya yang masih terus dikembangkan dan dilakukan uji coba.

Nah, mestinya kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 itu berbasis pada science dan perguruan tinggi sebagai mitranya dalam memutus mata rantai penyebaran Corona tidak semakin meluas. "Adapun gerakan pertama Partai Gelora adalah melakukan revolusi pendidikan dengan menjadikan politik sebagai industri pemikiran, dimana universitas sebagai mitra berpikir," beber Anis Matta.

Baca juga: Tak Bisa Asal Terjun ke Politik, Pensiunan ASN dan TNI-POLRI Harus Ada Jeda

Sebab, platform politik saat ini sangat lemah dan hanya menjadi alat kekuasaan, akibatnya berpengaruh pada keseriusan pemerintah menangani Covid-19, terutama menurunkan kurva penyebaran dan kasus Corona agar segera melandai. "Jika hal ini dibiarkan dan platform politiknya tidak diperkuat, maka sulit bangsa ini mengharap  kemajuan masa depan bangsa," kata Ketua Umum Partai Gelora Indonesia ini.

Menanggapi hal ini, Rektor UNM Prof Husain Syam sependapat dengan Anis Matta. Ia menyampaikan terima kasih atas kesediaan Anis Matta berbagi pemikiran di UNM. "Kami siap diajak jadi teman berpikir," kata  Prof Husain.

Sementara saat bertemu Rektor Unismuh Makassar Prof Ambo Asse, Anis Matta memberikan apresiasi langkah Unismuh Makassar, karena telah menjalin kerjasama bidang pengembangan teknologi pertanian dengan Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar.

Baca juga: Manajemen RPH Pastikan Tak Terlibat Politik Praktis

"Ini langkah maju bagi Unismuh Makassar yang telah melakukan shifting (bergeser) ke dalam dunia teknologi dengan cara kolaborasi atau kemitraan dengan Pemda Takalar," puji Anis Matta.

Kepada Anis Matta, Rektor Unismuh Makassar Prof Ambo Asse menyatakan silaturrahim dengan tokoh nasional atau politik terkait kebangsaan. "Ini silaturrahim yang penting terutama berbicara terkait dengan bangsa kita, tema kebangsaan. Pak Anis Matta, ini salah satu tokoh Muhammadiyah kategori tokoh umat dan tokoh bangsa," kata Prof Ambo Asse.

Harapan kedepannya, pendidikan politik ini bisa menjadi alat strategis untuk bangsa. (hae)

Editor : W Aries

Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru