Kolaborasi ITS - Balitbang Kemenhub

bukti.id
Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng (kiri) bersama Wakil Gubernur Jawa Timur Dr Emil Elestianto Dardak (tengah) dan Kepala Balitbang Kemenhub Umar Aris. (war)

Surabaya, bukti.id - Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sedang merencanakan penyelenggaraan moda transportasi Autonomous Rail Rapid Transit (ART). Berlangsung di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Kamis (27/5/2021), dilaksanakan pertemuan antara ITS dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) Kemenhub.

Pertemuan itu untuk membahas kajian penelitian terkait implementasi ART atau yang pada kajian ini disebut Trem Otonom di Kota Surabaya dan sekitarnya.

Baca juga: Siap Fasilitasi Buruh Jatim Dialog ke Pemerintah Pusat, itu Janji Pemprov Jatim

Ketua Tim Penelitian ART Kota Surabaya Ir Hera Widyastuti MT PhD menerangkan bahwa ART sendiri merupakan salah satu jenis angkutan kereta perkotaan baru yang menggunakan ban karet dan marka di sepanjang jalan, berbeda dengan rel kereta api pada umumnya. “Trem ini akan berjalan pada lintasan yang autonomous dengan dilengkapi Global Positioning System (GPS) dan sensor,” papar dosen Departemen Teknik Sipil ITS ini.

Menurut Hera, tim yang terbentuk untuk menjalankan arahan Peraturan Presiden (Perpres) No. 80 Tahun 2019 di bawah Balitbanghub ini telah merencanakan tiga alternatif trase sebagai rute perjalanan ART. Adapun rute tersebut meninjau dari instruksi Perpres, yakni melewati Pelabuhan Kamal, Stasiun Bangkalan, dan Stasiun Surabaya Pasar Turi. “Salah satunya, dimulai dari Pasar Turi kemudian melewati Jembatan Suramadu dan kembali lagi ke Pasar Turi,” terangnya.

Baca juga: SE Wali Kota Surabaya Terkait Ramadan dan Idul Fitri 1445 H

Akan tetapi, lanjut Hera, rute tersebut belum sampai pada tahap fiksasi dan masih memungkinan untuk digabungkan dengan rute lain yang bisa terhubung ke Sidoarjo. Dosen pengampu Laboratorium Transportasi dan Material Perkerasan Departemen Teknik Sipil ITS tersebut mengungkapkan bahwa masih terdapat kemungkinan rute untuk berkembang melewati jalur lain dengan mempertimbangkan geometrik dan permintaan masyarakat.

Kepala Balitbanghub, Umar Aris, menjelaskan bahwa telah dilakukan studi secara komprehensif dalam kerangka regulasi perencanaan Trem Otonom ini. Dalam hal ini, telah dibahas mengenai aspek teknis, keterjangkauan, dan ekonomis. “Seterusnya, studi lebih lanjut akan membahas mengenai aspek implementasi, termasuk di antaranya adalah rute perjalanannya sesuai arahan pemerintah daerah,” ungkapnya pada kunjungan ke ITS dalam rangka pengembangan kolaborasi studi transportasi yang komprehensif, khususnya di Kota Surabaya tersebut.

Baca juga: Terbit. SKB Pengaturan Lalin Jalan-Penyeberangan Saat Nataru

Turut hadir pula Wakil Gubernur Jawa Timur Dr Emil Elestianto Dardak yang mencontohkan bahwa rute perjalanan dapat dimulai sampai daerah Menganti yang masuk dalam wilayah Kabupaten Gresik karena sudah terkoneksi dengan Surabaya Barat. “Pemerintah daerah berharap rekomendasi dari kajian ini sudah bisa menentukan akan diterapkan di mana berdasarkan Perpres yang juga berkaitan dengan aglomerasi Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik,” jelas Emil.

Sementara itu, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng mengatakan bahwa ke depannya akan dilakukan pengkajian termasuk cara pengelolaan dan revenue-nya. Menurut Ashari, rancangan ini akan disesuaikan dengan rencana yang sudah ada seperti halnya rute desain Utara-Selatan dan Barat-Timur. “Rancangan awal dari ITS, selanjutnya tidak menutup kemungkinan untuk berkoordinasi dengan ahli terkait di lapangan,” pungkas Ashari. (war)

Editor : W Aries

Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru