KEK Sediakan 63.000 Naker Buat Masyarakat Jawa Tengah

bukti.id
Gubernur Luthfi (dua dari kiri-depan) ketika meninjau ke lokasi Kawasan Industri Kendal, baru-baru ini (foto: ist)

Kendal – Rakyat Jawa Tengah, khususnya yang berdomisili di Kendal, bisa tersenyum jika mengetahui kabar bahagia ini. Dikabarkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah membuka peluang sekitar puluhan ribu tenaga kerja untuk bekerja di Kawasan Industri Kendal.

Hingga kini, kebutuhan tenaga kerja di Kawasan Industri Kendal masih sekitar 37.000 orang. Bahkan, proyeksi ke depan bisa mencapai 63.000 tenaga kerja.

Saat melakukan tinjauan pada sejumlah perusahaan di Kawasan Industri Kendal, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyatakan kepastian ketersediaan lapangan pekerjaan untuk masyarakat di daerah tersebut. Diketahui, Kawasan Industri Kendal merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang ‘dihuni’ sebanyak 129 perusahaan. Perusahaan tersebut berasal dari 11 negara, dan nilai investasi di kawasan itu mencapai sekitar Rp151 triliun.

"Di Kawasan Industri Kendal ini secara umum sudah 60 persen (perusahaan) beroperasi," jelas Luthfi, di sela peninjauan, Rabu (4/6/2025).

Secara umum, ujar mantan Kapolda Jawa Tengah itu, kondisi serapan tenaga kerja di Jawa Tengah sangat bagus. Pada triwulan I 2025, serapan tenaga kerja mencapai 97.550 orang. Industri barang dari kulit dan alas kaki adalah sektor paling banyak menyerap tenaga kerja, dengan jumlah 36.754 orang. Capaian itu secara nasional menempatkan Jawa Tengah sebagai provinsi dengan serapan tenaga kerja terbaik di Indonesia. Jadi secara nasional, di Jawa Tengah adalah tertinggi di seluruh Indonesia.

Tingginya angka serapan tenaga kerja tersebut berhasil menurunkan angka tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Tengah. Data menyebut, terhitung Februari 2025, angka TPT Jawa Tengah sebesar 4,33 persen. Persentase itu mengalami penurunan dibanding Februari 2024 sebesar 4,39 persen. Penurunan TPT itu merupakan hasil dari masuknya investasi di Jawa Tengah melalui beberapa kawasan industri, termasuk Kawasan Industri Kendal yang merupakan KEK.

"TPT sudah turun dan sudah luar biasa untuk wilayah kita. Ini bagus sekali, ini akan kita genjot," ucap dia.

Dalam RPJMD Jawa Tengah telah diarahkan sebagai lumbung  pangan dan industri nasional. Keberhasilan masuknya investasi itu juga menandakan bahwa di samping swasembada pangan, Jawa Tengah juga tidak meninggalkan industri.

"Maka yang kita perlukan adalah investasi yang datang dari luar dan dalam negeri, maka harus kita genjot,” harap dia.

Kini, iklim Investasi di Jawa Tengah sudah dipermudah melalui perizinan, kawasan industri khusus, jaminan keamanan, ketertiban, juga pemenuhan sumber daya manusia.  Terkait pemenuhan sumber daya manusia, Pemprov Jateng sudah memiliki beberapa program, di antaranya dengan menghubungkan perusahaan dengan sekolah vokasi, universitas, dan Balai Latihan Kerja (BLK).

"Kita mendorong perusahaan untuk memberikan kebutuhan dan kesejahteraan bagi para pekerjanya, seperti day care, perumahan, transportasi, termasuk koperasi yang menyediakan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau," pungkasnya.

Tercatat sebanyak 49 perusahaan telah beroperasi di Kawasan Industri Kendal. Itu diperkuat dengan adanya 25 perusahaan sedang dalam tahap konstruksi. Dua perusahaan yang sudah beroperasi, yakni PT Polygroup Manufactur Indonesia (PMI) dan PT Matahari Tire Indonesia (MTI).

Di PT PMI sendiri, perusahaan yang bergerak pada bidang mainan plastik dan pohon natal itu, memiliki 7.000 tenaga kerja existing, sementara kebutuhan tenaga kerja tahun 2025 sebanyak 8.500 pekerja.

Sementara di PT. MTI, perusahaan yang bergerak di bidang ban asal China ini memiliki 1.800 tenaga kerja existing, dan membutuhkan sekitar 3.000 orang pada 2025. (hedy/kwan)

Editor : heddyawan

Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru