Surabaya, bukti.id - Segala persiapan dilakukan untuk sambut Hari Raya Idul Adha 1441 Hijriah yang jatuh pada 31 Juli 2020 nanti. Terutama yang berkaitan dengan hewan kurban. Keamanan mengonsumsi daging kurban tentunya menjadi prioritas utama bagi masyarakat.
Namun kekhawatiran tersebut tak perlu berlebihan sebab Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Surabaya, Yuniarto Herlambang tengah berupaya melakukan pemeriksaan secara rutin hewan kurban. Pemeriksaan ini bukan hanya asal hewan kurban tetapi juga para pedagangnya. Pemeriksaan di tempat penjualan akan dilakukan oleh tim DKPP Surabaya mulai tanggal 13 - 30 Juli 2020.
Baca juga: Awas!! Sapi Gelonggongan Jelang Idul Adha. Rakyat Wajib Peroleh Edukasi Hewan Kurban
“Jadi kita ada tim pemeriksaan hewan ternak sebelum disembelih maupun sesudah disembelih, tim ini yang akan menyebar memeriksa hewan-hewan ke seluruh Surabaya,” ujar Herlambang, Minggu (13/07/2020).
Dalam melakukan pemeriksaan kesehatan hewan kurban, pihaknya akan membagi personel menjadi lima tim. Masing-masing tim itu terdiri dari 60 personel yang disebar ke beberapa wilayah Surabaya. Yakni, Surabaya Barat, Surabaya Utara, Surabaya Selatan, Surabaya Timur, dan Surabaya Pusat. Tentunya, tim pemeriksa ini dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. "Pengawasan dari tim kita tentunya dengan protokol (kesehatan), kita sampaikan ke teman-teman juga agar hati-hati,” jelasnya.
Selain itu, kata Herlambang, pemeriksaan kesehatan hewan kurban juga dilakukan di tempat pemotongan seperti rumah-rumah ibadah, mulai tanggal 31 Juli – 2 Agustus 2020. Bagi hewan kurban yang telah dilakukan pemeriksaan, akan diberi tanda atau sticker. Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar membeli hewan kurban yang kondisinya sehat.
“Kita ingin masyarakat mau membeli hewan itu tahu bahwa hewan ini sehat maupun tidak sehat. Nah, yang sehat-sehat itu nanti yang akan kita beri tanda stiker-stiker,” kata Herlambang.
Baca juga: Andika Perkasa Salat Idul Adha di Masjid Raya Patal Senayan
Sementara, Kasi Kesehatan Hewan dan Kesmavet (Kesehatan Masyarakat dan Veteriner) DKPP Surabaya, Novia Andriani menyampaikan, pemeriksaan kesehatan di tempat pemotongan hewan dilakukan dengan melihat kondisi organ dalam, seperti hati dan paru-paru. Sebab, ia menilai, pada musim-musim seperti ini hewan sangat rentan terhadap penyakit.
“Kenapa kita lebih memilih melihat organnya, karena kita khawatirkan pada saat Idul Qurban orang-orang memasak tidak penuh, misal seperti sate hati dimasak setengah matang. Kalau termakan oleh kita bisa menyebabkan diare akut, demikian juga dengan paru-paru. Itu yang lebih kita tekankan,” tandas Novia.
Sedangkan untuk dagingnya, menurut Novia, selama hewan ternak itu berasal dari Jawa Timur dipastikan terbebas dari penyakit antraks. Di samping itu, hewan kurban yang sehat itu juga bisa terlihat dari kondisi fisiknya, cirinya tidak cacat, tidak luka, tidak diare, serta kakinya tidak pincang. Kemudian, mata hewan itu juga terlihat bersinar bukan berair, serta kondisi cuping hidung lembab.
Baca juga: Prabowo Shalat Idul Adha di Stadion Mandala Mukti Bandung Barat
“Kalau (cuping hidung) kering itu bisa juga bukan karena sakit, mungkin baru didatangkan dari daerah jadi dehidrasi. Sementara untuk hewan yang sedang sakit dapat dilihat dari bulunya yang kusam. Padahal hewan yang sehat bulunya pasti klimis dan bulunya mengkilat," tegas Novia. (rhm)
Editor : Rahma