Jakarta, bukti.id – Akhir Agustus atau paling lambat pertengahan September 2021 mendatang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan Pulau Jawa bisa mencapai kekebalan kelompok (herd immunity)
Pernyataan Kepala Negara RI tersebut disampaikan pada rapat terbatas (Ratas) Evaluasi PPKM Darurat di Istana Merdeka, kemarin.
Mengutip akun resmi Youtube Sekretariat Presiden, Presiden Jokowi menyebutkan target mencapai kekebalan kelompok ini perlu dikejar, dengan meningkatkan jumlah tingkat vaksinasi di beberapa daerah di Pulau Jawa. Saat ini, DKI Jakarta yang mencapai 72% rate vaksinasi, sedang provinsi lainnya masih tertinggal.
“Kemudian provinsi mana yang harus kita fokuskan, menurut saya tiga, yaitu Jawa barat, Jawa Tengah, Banten. Karena ini baru 12% Jawa Barat, Jateng 14%, Banten 14%,” kata Presiden Jokowi.
“Sehingga Jawa segera masuk ke immunity kita harapkan di bulan Agustus akhir atau paling lambat Pertengahan September. Tapi kalau program tanpa stok itu berjalan, saya kira akhir Agustus ini bisa selesai,” urai mantan Wali Kota Solo itu.
Selain Pulau Jawa, Presiden Jokowi juga menyinggung bahwa Bali telah mencapai 81% dosis vaksin yang disuntikkan untuk warganya. Sehingga Bali juga sudah akan masuk dalam herd immunity.
Untuk mendorong jumlah vaksinasi ini, Presiden Jokowi menegaskan untuk mendorong kecepatan vaksinasi vaksinasi per hari menjadi lima juta per hari. Setelah sebelumnya Indonesia bisa mencapai 2,3 juta dosis per hari.
“Sehingga ada kecepatan. Karena salah satu kunci kita menyelesaikan masalah ini adalah kecepatan vaksinasi. Ini sesuai dengan yang disampaikan Sekjen WHO,” tandas Presiden Jokowi.
Pada forum tersebut, Presiden Jokowi juga nampak geram. Pasalnya, banyak stok vaksin yang masih menumpuk dan tak kunjung disuntikkan ke masyarakat. Mengingat jumlah vaksin yang telah disediakan masih sangat timpang dengan jumlah vaksin yang telah dipergunakan.
“Tolong dilihat betul angka-angkanya karena yang saya melihat data yang masuk, baik itu berupa vaksin jadi maupun bulk yang sudah masuk ke negara kita sudah 137 juta. Padahal yang sudah disuntikkan dalam vaksinasi itu kurang lebih 54 juta,” cetus Presiden Jokowi.
“Artinya stok yang ada baik mungkin di Bio Farma maupun di Kementerian kesehatan atau mungkin di provinsi, di kabupaten, di kota, di rumah sakit, di Puskesmas-Puskesmas terlalu besar,” tambah Presiden Jokowi.
Karena itu, Presiden Jokowi meminta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin untuk segera menghabiskan stok yang ada.
“Tidak ada stok untuk vaksin. Artinya dikirim langsung habiskan, kirim langsung habiskan, kirim langsung habiskan,” tegas Presiden Jokowi. (hed)
Editor : heddyawan