Cegat Varian Lambda, DPR Desak Perlunya Pengetatan Akses

bukti.id
Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta (foto: dpr ri)

Jakarta, bukti.id – Virus corona (varian lambda) ditengarai telah menyebar di 29 negara, khususnya di Amerika Latin. Kalangan dewan mendesak pemerintah segera mengambil langkah cepat.

Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, menilai jika varian baru virus corona itu perlu segera diantisipasi dengan adanya kebijakan pengetatan akses masuk Indonesia. Hal ini untuk mencegah varian baru virus corona yang berkembang di luar negeri masuk ke Indonesia.

Baca juga: Tugas Wajib Komite Sekolah, Fokus Awasi Penyelenggaraan Pendidikan

“Pemerintah perlu mengambil pelajaran berharga dari kegagalan menangkal masuknya virus corona varian Delta yang muncul pertama kali di India kemudian terdeteksi ada di Indonesia. Sangat besar kemungkinan hal ini karena longgarnya kebijakan akses masuk Indonesia,” ujar Sukamta, kemarin.

“Beberapa ahli epidemiologi menyayangkan kebijakan pengetatan akses masuk Indonesia yang hanya memberi waktu karantina selama 5 hari. Padahal rekomendasi WHO jelas-jelas menyebut 14 hari. Jika pemerintah masih abai soal pengetatan pintu masuk, sangat mungkin varian Lambda dan juga varian virus corona lainnya masuk ke Indonesia,” papar Sukamta.

Sukamta memandang, kebijakan PPKM Darurat yang bakal diberlakukan oleh pemerintah, belum menyinggung soal pengetatan akses pintu masuk ke Indonesia.

Baca juga: Tes CASN. Bukan Pertarungan Honorer Lawas dengan Fresh Graduate

“Sudah berulang kali ada sorotan masyarakat masuknya ratusan TKA dari China, juga ratusan warga India, semua yang datang dari luar negeri punya potensi membawa virus, meski mereka sudah melakukan tes covid,” cetus Wakil Ketua Fraksi PKS di DPR RI ini.

“Oleh sebab dalam rangka kebijakan PPKM Darurat, pemerintah juga perlu lebih mmengetatkan akses pintu masuk ke Indonesia, baik melalui bandara, pelabuhan dan juga pintu-pintu perbatasan,” pinta Sukamta.

Baca juga: Siap-siap Pemerintah Bakal Buka Tes PPPK Guru

Sukamta meminta pemerintah saat ini fokus kepada keselamatan warga masyarakat. Kebijakan yang inkonsisten dan juga cenderung masih longgar akan menyulitkan dalam pengendalian penyebaran virus corona.

“Pak Presiden bilang supaya masyarakat tinggal di rumah, di sisi lain Pak Wapres ajak masyarakat berwisata, yang seperti ini membuat masyarakat semakin skeptis dengan kebijakan pemerintah. Yang seperti ini sudah sering berulang, ini bentuk komunikasi yang buruk dalam upaya pengendalian Covid. Saya harap segera perbaiki komunikasi di pemerintahan,” jlentreh Sukamta. (hea)

Editor : heddyawan

Pemerintahan
Trending Minggu Ini
Berita Terbaru