Jakarta, bukti.id – British Council, In-Docs dan Scottish Documentary Institute meluncurkan Indonesia Distanced Stories (IDS). Ini adalah sebuah program pembuatan film documenter, yang bertujuan untuk mendukung komunitas dan individu dalam membuat film documenter, yang dapat menciptakan dialog, membangun pemahaman mendalam terkait isu-isu sosial dan menciptakan dampak jangka panjang di komunitas.
IDS akan mempertemukan 12 peserta yang terpilih dari lebih 120 pendaftar, selama tiga bulan mereka akan saling berkenalan, berdiskusi, belajar bersama dan memproduksi lima hingga enam film pendek. Meski dilangsungkan selama pandemi Covid-19, program ini – diluncurkan secara virtual saat festival daring Culture Connect Us oleh British Council – dirancang untuk menjembatani jarak antara peserta dan para mentor, dengan menciptakan cara baru bekerja dan berkolaborasi secara kreatif di masa penuh tantangan ini.
Saat peluncuran program, Camelia Harahap mewakili British Council Indonesia Head of Arts dan Mandy Marahimin utusan In-Docs Interim Director, serta Noémie Mendelle dari Director of Scottish Documentary Institute, berdiskusi seputar proses pembuatan film yang inklusif dan kolaboratif.
“Kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan In-Docs dan Scottish Documentary Institute melalui program Indonesia Distanced Stories untuk mendorong pembuat film muda di Indonesia dan Inggris untuk saling terhubung, bertukar gagasan dan berkolaborasi dengan lebih inklusif,” ujar Camelia, saat acara.
Camelia bilang, pihaknya berupaya untuk memastikan bahwa program ini dapat diakses oleh teman-teman penyandang disabilitas, peserta dengan berbagai latar belakang budaya dan daerah di Indonesia. Situasi pandemi ini mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari, namun semoga hal tersebut tidak membatasi kreativitas dan semangat kita untuk berkolaborasi dan menciptakan karya-karya bermakna.
“In-Docs merasa bangga dapat berkolaborasi dengan British Council dan Scottish Documentary Institute dalam menyelenggarakan workshop Indonesia Distanced Stories. Program ini ditujukan untuk para calon pembuat film dari seluruh wilayah Indonesia, yang tersebar dari empat provinsi berbeda, dan melalui workshop ini mereka akan berkolaborasi dan merespons krisis pandemi,” urai Mandy.
Dia menyebut, menjadikan workshop ini relevan dengan situasi dunia saat ini dan akan menarik untuk melihat cerita-cerita yang akan muncul dari pengalaman kolaborasi ini. Pihaknya berharap workshop ini akan memperkaya pengetahuan mereka dalam proses pembuatan film dokumenter dan menyemangati mereka untuk dapat menceritakan kisah mereka ke seluruh dunia.
Pada bagian lain, Noemie berpendapat, “Indonesia memiliki identitas budaya yang kuat terkait dengan storytelling dan hal tersebut menjadikan kesempatan untuk menyelenggarakan program ini di Indonesia.
“Ini sebuah tantangan yang menarik, ditambah lagi kita akan bereksperimen dengan menyelenggarakan pelatihan ini secara daring. Indonesia Distanced Stories merayakan seni dokumenter yang kreatif dan merupakan workshop internasional utama bagi Scottish Documentary Institute untuk terhubung dengan realitas-realitas berbeda, cerita-cerita alternatif dan talenta-talenta yang sedang tumbuh. Kolaborasi internasional seperti ini sangat penting untuk membantu pembuat film dalam membangun sinergi dan koneksi melintasi batasan. Di era penuh dengan kecepatan berita, sangat penting untuk mendukung pembuat film dalam memecahkan kompleksitas realitas yang kita alami dan menciptakan refleksi yang bertahan lama,” papar Noemie.
Program selama tiga bulan ini terdiri dari produksi film-film pendek tentang karantina selama Covid-19 di akhir sesi workshop, mentorship, berbagai macam kelas pelatihan dan praktek yang diadakan tiap minggunya.
Para peserta juga akan menghabiskan waktu di luar kelas dan praktek dengan kelompok masing-masing untuk menonton film dari berbagai belahan dunia, penulisan dan mengerjakan proyek kolaborasi. Kurikulum akan mencakupi cara mengembangkan cerita, bahasa visual dan sound design, teknik kamera dan suara, pengambilan gambar dan directing, cara mengedit, screening dan produksi film.
Masyarakat juga dapat ikut berpartisipasi selama program berlangsung karena penyelenggara akan membagikan beberapa sumber informasi terkait pembuatan film dan beberapa seminar dapat dihadiri oleh publik. (hea)
Editor : heddyawan