x iklan_super_apps
x iklan_super_apps

Ganjil Genap. Ini Akan Diterapkan Pasar Tradisional di Jatim

Avatar bukti.id
bukti.id
Selasa, 05 Mei 2020 18:33 WIB
Peristiwa
bukti.id leaderboard

Surabaya, bukti.id – Sebagai salah satu langkah penerapan physical distancing pencegahan penyebaran Covid-19 di Jawa Timur (Jatim), Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bakal menerapkan format ganjil genap untuk stand di pasar tradisional.

“Konfirmasi sampai tadi sore, mulai besok (Rabu, 6/5/2020) ada beberapa pasar yang harus dilakukan proses penutupan satu toko, kemudian lewat satu toko. Dibikin ganjil genap, selang-seling begitu,” ujar Khofifah, saat live Webinar Zoom bersama 100 pemimpin redaksi (pemred) media yang tergabung dalam Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), dengan tema ‘Membangun Sinergi Hadapi Pandemi’, Selasa (5/5/2020).

Format ganjil genap ini, imbuh Gubernur Khofifah, misalnya pada hari ini, toko yang buka adalah nomor urut satu, tiga, dan lima. Kemudian besoknya nomor dua, empat, enam, dan seterusnya.

“Hari pertama toko ganjil yang buka, hari kedua toko genap yang buka,” ujar dia.

Khofifah juga akan menerapkan format physical distancing bagi para pedagang pasar, dengan model berjarak yang mengadopsi seperti di negara Vietnam.

“Mulai besok juga ada beberapa pasar yang disiapkan format seperti di Vietnam. Kami sedang menyiapkan. Karena memindahkan mereka dari pasar di mana mereka sudah punya bedak-bedak, kemudian ke jalan raya, rupanya tidak sesederhana itu,” kata dia.

Langkah mengatur kedisiplinan di pasar ini, selain untuk memutar roda ekonomi rakyat, sekaligus memotong rantai penularan Covid-19 di pasar-pasar. Sebab, adanya fenomena klaster di Jatim harus segera ditangani, salah satunya juga memutus rantainya di pasar-pasar.

“Kalau dilihat munculnya klaster-klaster ini, kalau tidak segera dilakukan penanganan secara efektif terutama di pasar pasar maka lebih lama,” kata mantan Menteri Sosial itu.

Khofifah mengatakan, puncak pandemi Covid-19 di Jatim awalnya diprediksi akhir Mei. Tapi karena kedisiplinan tidak terjaga dan ada keterlambatan penanganan klaster maka bisa jadi bulan Juni.

“Kalau semua bisa disiplin sebenarnya akhir Mei sudah fiksnya. Tetapi model kedisiplinan tidak terjaga dan klaster klaster yang tidak segera terespons maka bisa Juni,” kata dia.

Menurut Khofifah, ada fenomena munculnya klaster-klaster baru di Jatim. Ada klaster TKI, kemudian Temboro, klaster Sampoerna, klaster Pujon, dan klaster Tulungagung.

“Klaster Pujon dan Tulungagung bisa teratasi karena segera ada penanganan. Yang telat itu klaster Sampoerna,” tukas dia. (edd)

Editor : Redaksi

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Selasa, 07 Mei 2024 04:08 WIB | Hukum
KPK resmi tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor atas dugaan kasus pemotongan insentif ASN Pemkab Sidoarjo. ...
Kamis, 02 Mei 2024 02:20 WIB | Peristiwa
Pemprov Jatim janji fasilitasi buruh Jatim dialog ke ...
Kamis, 02 Mei 2024 01:05 WIB | Hukum
Mahkamah Konstitusi gelar sidang PHPU sengketa Pileg 2024 dari sejumlah Parpol. ...