x iklan_super_apps
x iklan_super_apps

90 Persen Kasus Meninggal Covid-19 Disertai Komorbid

Avatar bukti.id
bukti.id
Jumat, 31 Jul 2020 09:53 WIB
Pemerintahan
bukti.id leaderboard

Surabaya, bukti.id - Kasus meninggal karena Covid-19 di Kota Surabaya sekitar 90 persen disertai dengan komorbid atau penyakit penyerta. Berdasarkan data kumulatif Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya per tanggal 28 Juli 2020, ada 754 orang meninggal dunia karena Covid-19. Dari jumlah itu, 714 orang di antaranya meninggal disertai dengan komorbid atau penyakit penyerta. Sedangkan sisanya, murni karena kasus Covid-19.

Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jawa Timur dr Dodo Anondo mengungkapkan, berdasarkan laporan yang diterima dari para direktur rumah sakit, sekitar 90 persen kasus pasien Covid-19 meninggal di Kota Surabaya disertai komorbid atau penyakit penyerta.

“Yang jelas 90 persen disertai komorbid. Terutama karena kegemukan atau obesitas, diabetes mellitus, dan hipertensi itu yang paling banyak,” kata dr Dodo.

Namun dr Dodo mengapresiasi berbagai upaya dan respon cepat dari Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya dalam menekan angka kematian. Akan tetapi, hal ini juga harus didukung oleh masyarakatnya sendiri dalam disiplin menerapkan protokol kesehatan pada kehidupan sehari-hari. Terutama bagi mereka yang memiliki komorbid.

“Alhamdulillah Pemkot Surabaya itu responnya cepat. Memang dominan komorbid, tapi kita sebenarnya sudah sering mengingatkan kepada orang-orang komorbid itu, terkadang mereka sendiri yang kurang disiplin, kalau ngobrol itu maskernya dibuka,” katanya.

Maka dari itu, pihaknya sangat berharap kepada masyarakat yang memiliki penyakit penyerta agar lebih disiplin lagi dalam menjalankan protokol kesehatan pada kehidupan sehari-hari. Sebab, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 tak hanya bisa dilakukan oleh pemerintah, namun masyarakatnya juga harus aktif mendukung.

“Makanya orang yang memiliki diabetes itu harus terkontrol obatnya, olahraga, dan makanannya. Namun yang penting itu jaga kondisi tubuhnya. Kadang orang lupa kalau memiliki sakit diabetes itu makanannya tidak terkontrol,” papar dr Dodo.

Menurutnya, sebenarnya selama ini penanganan Covid-19 di Surabaya sudah begitu masif. Apalagi, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini memberikan perhatian lebih kepada tenaga kesehatan hingga kebutuhan peralatan di rumah sakit.

“Untuk Kota Surabaya sebetulnya tenaga kesehatan sudah bagus, apalagi Ibu Wali Kota juga sangat perhatian kepada kita-kita. Apa yang sudah dilakukan Pemkot Surabaya itu sudah bagus,” katanya.

Sementara Kepala Dinkes Kota Surabaya Febria Rachmanita menyatakan, bahwa Pemkot Surabaya menaruh perhatian lebih kepada masyarakat yang dinilai rentan tertular Covid-19. Seperti warga yang memiliki penyakit penyerta, ibu hamil, serta lansia. Bahkan, pemkot melakukan pemantauan ketat bagi mereka yang terbilang rentan tertular virus. “Upaya kami adalah mendata pasien-pasien rentan dan komorbid. Artinya rentan adalah mulai dari lansia, ibu hamil ditambah dengan pasien komorbid,” kata Febria.

Bagi warga yang memiliki komorbid seperti diabetes mellitus (DM), hipertensi (HT), komplikasi DM dan HT, asma, hingga jantung, Pemkot Surabaya melakukan pemantauan ketat melalui Puskesmas. Febria juga menyarankan kepada warga yang memiliki komorbid agar tidak perlu datang langsung ke fasilitas kesehatan untuk membeli obat.

“Nah, itu kita data mereka dan menjadi tanggung jawab Puskesmas. Kami sudah koordinasi dengan BPJS untuk bisa menyiapkan obat-obat pasien komorbid,” kata dia.

Pemkot Surabaya juga menekankan perubahan perilaku sikap melalui petugas promotor kesehatan dan relawan. Mereka getol terjun ke masyarakat mensosialisasikan disiplin protokol kesehatan, seperti pakai masker, cuci tangan dan jaga jarak.

Bagi pasien yang telah dipulangkan dari Rumah Sakit, Dinkes Surabaya juga  memberikan alat berupa pulse oximeter atau alat untuk mengukur saturasi oksigen dalam darah. Pasien yang telah pulang dari RS diajari untuk bisa melihat saturasi masing-masing dan kemudian melaporkan kepada puskesmas. Apabila saturasinya naik di atas 96 berarti aman. (war)

Editor : W Aries

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Kamis, 02 Mei 2024 02:20 WIB | Peristiwa
Pemprov Jatim janji fasilitasi buruh Jatim dialog ke ...
Kamis, 02 Mei 2024 01:05 WIB | Hukum
Mahkamah Konstitusi gelar sidang PHPU sengketa Pileg 2024 dari sejumlah Parpol. ...
Minggu, 21 Apr 2024 19:32 WIB | Seni Budaya
FPK Jatim gelar halal bihalal dihadiri sejumlah seniman dan budayawan. ...