x bukti.id skyscraper
x bukti.id skyscraper

Hindari Indoktrinasi, Milenial Diajak Dialog Tentang Pancasila

Avatar bukti.id
bukti.id
Senin, 07 Sep 2020 23:24 WIB
Pendidikan
bukti.id leaderboard

Jember, bukti.id,- Sejak jaman orde baru indoktrinasi tentang Pancasila sangat ketat. Bahkan prasarat khusus Penataran P4 harus lulus menjadi standart untuk masuk ke lingkup formal. Pada kenyataannya, kuliah Pancasila justru membuat bosan dan mengantuk.

Menurut Achmad Munjid, Kepala Pusat Studi Pancasila, Universitas Gadjah Mada, penyebabnya karena semenjak masa Orde Baru umumnya kuliah Pancasila hanya diberikan dalam kerangka indoktrinasi dengan penafsiran tunggal, sehingga penyampaiannya bersifat searah.

"Tak heran kuliah Pancasila tidak menarik bagi anak muda. Padahal generasi milenial inilah yang akan meneruskan tongkat estafet bangsa Indonesia, jika mereka gagal memahami Pancasila maka masa depan persatuan Indonesia menjadi taruhan. Karena itu perlu aktualisasi nilai-nilai Pancasila dan mencari metode pengajaran Pancasila yang lebih membumi," ujar Achmad Munjid.

Pendapat Kepala Pusat Studi Pancasila, Universitas Gadjah Mada ini disampaikan dalam kegiatan webinar bertajuk “Aktualisasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi” yang digelar oleh Pusat Pengembangan Pendidikan Karakter dan Ideologi Kebangsaan (P3KIK) Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Universitas Jember, Senini (7/9/2020).

Untuk itu Achmad Munjid mengusulkan agar memberikan kepercayaan kepada generasi milenial untuk mencoba menafsirkan Pancasila sesuai dengan kondisi mereka dan situasi saat ini.

“Berikan kepercayaan generasi milenial untuk memulai dialog tentang Pancasila, jangan sedikit-sedikit mencurigai mereka, mencap mereka tidak paham Pancasila. Ingat generasi milenial inilah yang nantinya menjaga dan mengamalkan Pancasila,” jelasnya.

Achmad Munjid lantas menawarkan seperangkat panduan agar diskusi Pancasila oleh anak muda berada dalam koridor yang disepakati bersama. Pertama, anak muda perlu dibekali dengan materi mengenai Pancasila dari berbagai sisi, misalnya sejarah mengenai Pancasila, dokumen sidang BPUPKI dan bahan lainnya.

“Ajak generasi milenial untuk berdiskusi mengenai Pancasila berdasarkan kondisi nyata saat ini dilengkapi metode role play. Misalnya bagaimana jika mereka ada dalam posisi sebagai warga minoritas yang akan membangun rumah ibadah, atau mengenai penggembosan KPK. Kalau perlu ada field trip dan riset mengenai Pancasila dari sudut pandang mereka,” imbuh Achmad Munjid.

Pendapat Achmad Munjid didukung oleh Iwan Taruna, Rektor Universitas Jember. Dia mengusulkan agar mahasiswa tidak hanya mendapatkan kuliah Pancasila di kelas saja.

“Dorong mahasiswa membuat konten-konten mengenai Pancasila sesuai dengan kreativitasnya masing-masing melalui media sosial dan aplikasi yang ada, seperti youtube, bahkan kalau perlu pakai Tik Tok. Namun yang paling penting, bagaimana kita memberika teladan bagi generasi milenial dalam menjalankan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehar-hari,” ujar Iwan Taruna, sebelum webinar digelar.

Pembicara utama lainnya, Prof Yudian Wahyudi, Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Prof. Yudian Wahyudi mengingatkan kepada 240 peserta webinar yang didominasi dosen mata kuliah Pancasila dan guru mata pelajaran PKN untuk memberikan penekanan pada anak didiknya bahwa Pancasila adalah pemersatu bangsa Indonesia.

"Pancasila adalah hasil kesepakatan para founding father kita yang terbukti mampu menyelamatkan bangsa dari perpecahan yang lebih besar," ingat Yudian.

Sementara itu, Ketua Task Force Pembumian Pancasila Universitas Jember, Prof Bambang Supeno menjelaskan, bahwa dalam waktu dekat Kampus Tegalboto akan memiliki Pusat Kajian Pancasila.

“Jika semula hanya ada di Fakultas Hukum, maka akan kita tingkatkan menjadi lembaga di tingkat universitas. Program ini juga dalam rangka mendukung program Kampus Merdeka,” ujar dia. (bs/rhm)

Editor : Rahma

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Kamis, 24 Apr 2025 11:19 WIB | Ekonomi
SURABAYA - Dalam rangka memperingati Hari Kartini, seluruh insan BRI Mulyosari mengenakan busana khas Dayak Kalimantan. Acara yang digelar di BRI ...
Rabu, 23 Apr 2025 16:32 WIB | Komisi DPR
DPR RI desak Badan Gizi Nasional evaluasi total terkait sengkarut Program MBG. ...
Rabu, 23 Apr 2025 15:10 WIB | Peristiwa
Presiden RI Prabowo utus Mantan Presiden RI Jokowi dan tiga tokoh lainnya, hadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan. ...