Sidoarjo, bukti.id,- Corona membawa dampak hingga elemen paling kecil yakni keluarga. Akibat pandemi sekitar 95,8 persen keluarga di Indonesia cenderung alami stress. Padahal tidak lama lagi, sebanyak 19 Kabupaten/Kota di Jawa Timur akan menggelar Pilkada serentak.
Gubernur Provinsi Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan program nasional adalah bersatu lawan covid sedang untuk Jawa Timur adalah bergotong-royong lawan covid, sebab untuk melawan covid ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri tetapi harus bergotong-royong dan saling bahu-membahu.
“Yang harus diwaspadai adalah lahirnya cluster keluarga, apalagi ada 19 Kabupetan/Kota yang akan menyelenggarakan Pilkada serentak pada Desember nanti. Untuk itu, diharapkan Penyuluh KB bisa melakukan sinergitas dengan petugas masing-masing di kampung dan di wilayah kerjanya,” kata Khofifah dalam sambutannya pada Acara Temu Bareng Penyuluh KB Provinsi Jawa Timur di Hotel Luminor Sidoarjo, Rabu (30/09).
Perempuan yang pernah menjabat sebagai Kepala BKKBN Pusat ini menjelaskan Penyuluh KB ini tugasnya multi, multi dan multi. Seorang Penyuluh KB, bagi Khofifah adalah sosok yang sangat luar biasa, sebab seorang Penyuluh KB adalah orang yang memiliki kemampuan konseling luar biasa. Masyarakat kalau sudah berkonsultasi akan lama dan bisa semua hal dikonsultasikan.
Bahkan di era digital ini, sambung Khofifah, tugas Petugas KB semakin seru, dimana muncul permasalahan baru yaitu banyaknya anak yang sudah kecanduan dengan gadget. Untuk itu, kemampuan Penyuluh KB juga harus terus ditingkatkan sebab tantangan ke depan akan semakin sulit.
“Penyuluh KB ini harus sangat advance tapi sayang kurang tereksplor. Untuk itu, para Penyuluh KB harus berani untuk mengeksplor diri sendiri,” ungkapnya.
Khofifah menjelaskan menurut data yang ada, sebanyak 86 persen masyarakat sangat tahu bagaimana penyebaran Covid-19, namun 46 persen lebih mengkhawatirkan soal ekonomi dan hanya 43 persen saja yang mementingkan masalah kesehatan.
Khofifah menjelaskan Penyuluh KB harus bisa memberikan konseling yang komprehensif antara masalah ekonomi dan masalah kesehatan. Sebab yang terjadi di masyarakat saat ini adalah masalah ekonomi menjadi yang utama dan masalah kesehatan dinomorduakan. Padahal untuk masalah ekonomi dan masalah kesehatan pun tetap menjadi prioritas dalam mencegah penyebaran Covid-19 di Jawa Timur.
Ditempat yang sama Kepala Perwakilan BKKB Provinsi Jawa Timur, Sukaryo Teguh Santoso mengatakan selain pengaruhnya kehidupan keluarga, pandemi covid-19 yang dimulai sejak Februari 2020 telah berdampak pada program KB. Angka drop out keserta KB selama 6 (enam) bulan terakhir terjadi kenaikan. Hasil laporan SR BKKBN, Bulan Juli terdapat DO KB sebesar 10,46 persen, angka tersebut naik 9,33 persen dari kondisi Februari 2020 sebesar 1,13 persen. Kenaikan DO KB tersebut berdampak pada meningkatkan prosentase PUS Hamil.
Untuk itu, sambung Teguh, pihaknya selalu menyerukan kepada masyarakat untuk menunda kehamilan selama pandemi saat ini. Sebab, three semester pertama di masa kehamilan banyak keluhan dan imunitas ibu akan menurun dan ini sangat berpotensi terjadinya penularan Covid-19. Apalagi, saat ini, di Jawa Timur juga masih memiliki pekerjaan rumah untuk menurunkan angka stunting.
“Bila angka kehamilan selama masa pandemi ini terus meningkat maka baby boom sangat berpontensi untuk terjadi,” imbuhnya.
Teguh menyebutkan sebanyak 2000 orang Penyuluh KB (PLKB) dan 8.513 Kader IMP (Institusi Masyarakat Pedesaan) terus melakukan sosialisasi untuk tidak putus pakai KB. Pihaknya juga sangat berterima kasih kepada Gubernur Jawa Timur yang telah memberikan bantuan berupa masker sebanyak 40 ribu masker yang akan langsung didistribukan seluruh masyarakat Jawa Timur. Dalam rangka untuk mencegah penyebaran Covid-19 di Jawa Timur.
Sementara itu, melalui virtual juga bergabung Kepala BKKBN Pusat, Hasto Wardoyo yang menekankan perubahan tagline BKKBN dari dua anak cukup menjadi dua anak lebih sehat.
“Di Indonesia masih ada unsur subjektif yang mempengaruhi jumlah anak, maka dari itu tagline BKKBN terbaru adalah dua anak lebih sehat,” tegasnya. (rls/rhm)
Editor : Rahma