x iklan_super_apps
x iklan_super_apps

Belajar Di Rumah, Sebuah Langkah Strategis Lawan Covid-19

Avatar bukti.id
bukti.id
Jumat, 15 Mei 2020 17:31 WIB
Pemerintahan
bukti.id leaderboard

Landasannya, kesehatan guru, siswa, dan orang tuanya jadi prioritas utama pemerintah

Jakarta, bukti – Di sektor pendidikan, belajar dari rumah sebagai langkah strategis pemerintah dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19 secara luas. Mengingat, kesehatan dan keselamatan para insan pendidikan menjadi prioritas pemerintah.

Hal tersebut diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim

saat konferensi pers internasional “Adaptasi Pendidikan Selama Covid-19”, di Istana Kepresidenan Jakarta, seperti rilis Kemendikbud, Jumat (15/5/2020).

“Semenjak awal pandemi, kami langsung menerapkan program belajar dari rumah sebagai kebijakan nasional. Kerangka peraturan juga dibuat jauh sebelum perusahaan-perusahaan menerapkan bekerja dari rumah dan melakukan usaha pencegahan lainnya. Kami mengambil pendekatan berbasis keutamaan dalam membuat keputusan, dan keputusan pertama yang diambil adalah mengutamakan kesehatan. Keselamatan guru, siswa, dan orang tuanya merupakan prioritas utama kami,” papar Mendikbud Nadiem.

Diejlaskan, Indonesia adalah negara yang memiliki kepulauan terbesar di dunia dengan populasi 45,3 juta siswa dan 2,7 juta guru. Indonesia memiliki sistem pendidikan terbesar keempat di dunia. Hal ini menjadikan upaya penanganan dampak Covid-19 di dunia pendidikan menjadi tidak mudah dan tidak mungkin diseragamkan. Kemendikbud terus bekerja sama dengan Pemerintah Daerah serta berbagai pihak untuk memastikan masa transisi pembelajaran di sekolah menjadi belajar dari rumah dapat berjalan sebaik mungkin.

Nadiem mengakui pembelajaran di masa pandemi memang tidak mudah. Namun, Kemendikbud terus berupaya memastikan pembelajaran tetap terjadi. Harus diakui situasi ini tidak optimal dan pencapaian pendidikan tidak akan sama pada saat krisis Covid-19 ini terjadi di Indonesia dan di negara lain di dunia.

“Kenyataan tersebut harus diterima dan berusaha mengurangi dampaknya sebanyak mungkin. Kemendikbud terus melakukan segala daya, siang dan malam untuk mencoba memperbaiki situasi ini,” jelas dia.

Namun, lanjut Nadiem, masa krisis ini menjadi momentum melakukan observasi guna mendapatkan umpan balik di lapangan. Kemendikbud terus berupaya menyediakan beragam solusi untuk memastikan setiap satuan pendidikan melakukan apa yang terbaik bagi mereka. Sekaligus mendorong terjadinya eksperimen guna menemukan pendekatan-pendekatan baru dalam pendidikan di masa depan.

“Kemendikbud harus mengambil bagian untuk membantu menghadirkan pemahaman mengenai apa kunci utama keluar dari krisis ini dan bagaimana berpartisipasi dalam hal itu,” ujar Nadiem, seraya menambahkan bahwa prioritas Kemendikbud adalah meningkatkan fleksibilitas penggunaan anggaran sekolah untuk menangani krisis.

“Hal pertama yang dilakukan adalah dengan memberikan anggaran (Bantuan Operasional Sekolah) yang dikirimkan dari pemerintah pusat kepada sekolah-sekolah agar dapat digunakan untuk membeli alat kesehatan dan kebersihan diri, juga pulsa/data seluler untuk mendukung aktivitas pembelajaran termasuk pembelajaran daring,” terang dia.

Mendikbud menyampaikan beberapa langkah di bidang kebudayaan. Salah satunya membuat platform agar seniman dan pegiat budaya dapat tetap tampil, menghibur dan menyemangati orang-orang yang berada di rumah melalui pertunjukan atau kelas daring. Serta menyediakan tur virtual di museum serta situs budaya yang penting untuk mempertahankan nasionalisme selama krisis ini.

“Belajar dari Covid-19, salah satu hikmah positif yang diambil adalah meningkatnya empati dan pemahaman orang tua kepada para guru. Di sisi lain, guru juga semakin menyadari betapa pentingnya peran orang tua dalam pendidikan. Dimana orang tua merupakan mitra penting dalam kesuksesan pendidikan seorang siswa,” jelas Nadiem.

Nadiem menyebut, semua pihak dapat melihat masifnya penggunaan teknologi untuk pembelajaran oleh para guru, siswa, dan orang tua. Meski didorong keterpaksaan karena kebijakan belajar dan mengajar dari rumah, tetapi ini menunjukkan pentingnya peningkatan kapasitas adaptasi kepada teknologi, serta penyediaan infrastruktur yang mendukungnya seperti jaringan internet dan listrik.

“Meski terlihat di banyak daerah masih berjuang dalam mengadopsi penggunaan teknologi (untuk pembelajaran), banyaknya orang yang dipaksa untuk bereksperimen dan mencoba untuk pertama kalinya, pada akhirnya hal ini mempercepat proses pengadopsian teknologi ke depannya,” ujarnya. (ivn)

Editor : Redaksi

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Selasa, 07 Mei 2024 04:08 WIB | Hukum
KPK resmi tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor atas dugaan kasus pemotongan insentif ASN Pemkab Sidoarjo. ...
Kamis, 02 Mei 2024 02:20 WIB | Peristiwa
Pemprov Jatim janji fasilitasi buruh Jatim dialog ke ...
Kamis, 02 Mei 2024 01:05 WIB | Hukum
Mahkamah Konstitusi gelar sidang PHPU sengketa Pileg 2024 dari sejumlah Parpol. ...