x bukti.id skyscraper
x bukti.id skyscraper

Menkominfo Sahkan Proyek SATRIA

Avatar bukti.id
bukti.id
Minggu, 06 Sep 2020 16:10 WIB
Pemerintahan
bukti.id leaderboard

Jakarta, bukti.id – Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate mensahkan proyek pembuatan satelit Indonesia. Proyek ini akan mulai dibangun pada September 2020 ini.

Proyek ini merupakan proyek yang dikerjakan PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN), perusahaan telekomunikasi berbasis satelit swasta pertama di Indonesia. PSN berkomitmen melanjutkan proyek Satelit Multifungsi (SMF) yang disebut Satelit Republik Indonesia (SATRIA).

Melalui anak usahanya, PT Satelit Nusantara Tiga (SNT) bersama dengan Konsorsium PSN yang merupakan konsorsium lokal bekerja sama dengan aerospace manufacturer asal Perancis, Thales Alenia Space (TAS), untuk segera memulai konstruksi pada September 2020.

Pengerjaan konstruksi SATRIA ditandai dengan penandatanganan Preparatory Work Agreement (PWA) proyek SATRIA yang dilakukan oleh Direktur Utama PSN dan Direktur Utama SNT, Adi Rahman Adiwoso, di Jakarta bersama dengan VP Telecom Business Unit TAS, Pascal Homsy, di Perancis secara virtual pada Kamis, 3 September 2020.

Penandatanganan virtual disaksikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate, Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Anang Achmad Latif, Sales Director South East Asia TAS Olivier Guilbert, dan CEO Thales Indonesia Eric Jan. Selain itu disaksikan pula oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dan Duta Besar Perancis untuk Indonesia Olivier Chambard.

Menkominfo Johnny G Plate mengatakan, pihaknya mengucapkan selamat atas tercapainya tahapan PWA proyek SATRIA antara SNT sebagai bagian dari Konsorsium PSN dengan Thales Alenia Space. Pandemi memberikan pengaruh sangat signifikan terhadap industri dirgantara, termasuk satelit, seperti efek negatif pada penyelesaian proyek, terganggunya supply chain, dan perlambatan pengoperasian fasilitas untuk pabrikasi.

Namun bagi Indonesia dan mitra-mitra kerja satelitnya justru sebaliknya terjadi. PWA Konsorsium PSN dan TAS menunjukkan bahwa iklim investasi dan pembangunan infrastruktur telekomunikasi Indonesia tidak sedang melambat, namun justru semakin melesat.

Direktur Utama PSN sekaligus Direktur Utama SNT Adi Rahman Adiwoso menjelaskan, konstruksi akan segera dilakukan TAS setelah PWA dilakukan. Adi pun menegaskan bahwa konstruksi mulai dilakukan pada bulan ini.

“Indonesia bisa secepatnya menjadi digital society dengan mempermudah pendidikan, pemerintahan, kesehatan, perekonomian, dan sebagainya dengan akses internet. Kesetaraan digital ini menyiapkan seluruh bangsa menghadapi masa depan yang sebagian besar berdasarkan digital world,” jelas Adi Rahman di Jakarta, Jumat (4/9/2020).

Menurut Adi, proyek SATRIA bagi kelompok usaha PSN merupakan bagian dari rangkaian Satelit Nusantara yang dimulai sejak 2019. Satelit multifungsi ini memiliki kapasitas 150 gigabyte per second (Gbps) dengan menggunakan teknologi Very High Throughput Satellite (VHTS) dan memakai frekuensi Ka-Band.

Proyek SATRIA, kata dia, merupakan suatu keputusan strategis pemerintah yang sangat penting tidak kalah dengan keputusan pada saat pemerintah memutuskan untuk menggunakan Satelit Palapa A pada 1970 bagi sistem komunikasi satelit domestik yang membuat seluruh masyarakat Indonesia akhirnya dapat berkomunikasi dan menikmati saluran televisi nasional, TVRI.

“Dengan kapasitas sebesar 150 Gbps berarti lebih besar tiga kali lipat dari semua kapasitas satelit nasional yang saat ini masih digunakan. Kami yakin SATRIA dapat menjadi jawaban dari digital gap yang masih terjadi di Indonesia,” jelas Adi.

Menurut Adi, total investasi SATRIA yang mencapai US$550 juta atau Rp8 triliun akan dibiayai oleh sindikasi perbankan bank-bank internasional yaitu The Hongkong and Shanghai bank Corporation Limited (HSBC), Banco Santander, S.A (Santander) dan The Korean Development Bank (KDB) yang didukung oleh bank penjamin yaitu Bpi France Assurance Export (Bpi) –Export Credit Agency dari Perancis- dan lembaga keuangan multilateral.

Selain itu juga ada investasi dari Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB), yang berbasis di Beijing, Tiongkok, dengan persentase fasilitas pinjaman sekitar US$425 juta (sekitar Rp6,3 triliun) atau dengan persentase 77,27 persen dari seluruh total investasi. Sedangkan sisanya sebanyak US$125 juta atau setara 22,73 persen dari total investasi SATRIA akan menggunakan modal Konsorsium PSN.

Adi juga menjelaskan, dengan menerapkan teknologi VHTS, pemerintah melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) dapat melakukan efisiensi biaya sewa SATRIA yaitu hanya akan berkisar 12-20 persen dari biaya sewa pemerintah saat ini.

Konsultan satelit terkemuka di dunia asal Amerika Serikat, Northern Sky Research, memprediksi harga 1 megabyte per second (Mbps) pada 2024 mendatang di pasar masih akan dua kali lebih mahal dari yang dibayarkan BAKTI untuk proyek SATRIA ini. Dengan itu, kata Adi, pemerintah sudah tepat menerapkan program ini karena memiliki biaya sewa kapasitas yang murah dan terjangkau yang membuat pemerintah dapat menghemat anggaran.

“Kami perlu menekankan bahwa proyek SATRIA bukan proyek yang sangat menguntungkan secara komersial bagi perusahaan. Namun, kami merasa terhormat dapat mengemban tanggung jawab dan dapat diikutsertakan dalam membangun Indonesia. Kami berterima kasih kepada Menteri Komunikasi dan Informatika dan jajarannya, BAKTI, para pendukung pendanaan dari bank sindikasi Bpi, HSBC, Santander, KDB, AIIB, dan Perusahaan Penjamin Infrastruktur Indonesia, serta semua pihak yang telah mendukung pelaksanaan proyek SMF. Kami berharap dengan proyek SATRIA benar-benar dapat mengentaskan kesenjangan digital di Indonesia,” tutup Adi. (hea)

Editor : W Aries

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Selasa, 03 Des 2024 15:20 WIB | Pemilu
KPU Sidoarjo akui partisipasi pemilih di Pilkada Sidoarjo tahun ini, turun dibandingkan Pilkada 2020 silam, yaitu 71,07 persen. ...
Selasa, 03 Des 2024 12:32 WIB | Ekonomi
BPS Jatim merilis IPM Provinsi Jatim tunjukkan kemajuan signifikan sebesar 75,35 persen. Artinya, meningkat 0,938 persen poin dibanding tahun 2023 sebesar 74,65 ...
Sabtu, 30 Nov 2024 08:33 WIB | Seni Budaya
Budaya mendongeng oleh FPK Jatim direspon positif Paguyuban Wulan (Warga Usia Lanjut) Jombang.  ...