x iklan_super_apps
x iklan_super_apps

Kematian Dokter-Perawat karena Covid-19, Kian Meningkat

Avatar bukti.id
bukti.id
Minggu, 04 Okt 2020 15:29 WIB
Peristiwa
bukti.id leaderboard

Jakarta, bukti.id - Tim Mitigasi PB IDI bersama Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) dan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), menyebutkan bahwa per Sabtu (3/10/2020) tercatat 130 dokter, sembilan dokter gigi (enam dokter gigi umum, tiga dokter gigi spesialis) dan 92 perawat, dinyatakan meninggal dunia akibat positif Covid-19.

Dari 130 dokter yang wafat, terdiri dari 67 dokter umum, empat orang adalah guru besar, 61 dokter spesialis dan empat di antaranya guru besar, serta dua orang residen. Keseluruhan dokter tersebut berasal dari 18 IDI wilayah (provinsi) dan 61 IDI cabang (Kota/Kabupaten).

Atas kenyataan tersebut, Wakil Ketua Tim Mitigasi PB IDI, dr Ari Kusuma SpOG(K) mengaku prihatin. Menurut dia, meski pemerintah dan banyak pihak gencar mengampanyekan pentingnya protokol kesehatan (prokes), namun jumlah kematian tenaga kesehatan terutama dokter, semakin bertambah pesat. Angka kematian yang cepat ini membuktikan, bahwa masyarakat tidak hanya abai terhadap pelaksanaan prokes, namun juga tidak peduli pada keselamatan tenaga kesehatan.

“Kehilangan para tenaga kesehatan merupakan kerugian besar bagi sebuah bangsa, terutama dalam mempertahankan dan pengembangan aspek kesehatan. Jumlah tenaga kesehatan terutama dokter di Indonesia sebelum pandemi Covid sudah merupakan salah satu yang terendah di Asia dan dunia. Dengan jumlah dokter yang ada, rata-rata satu orang dokter diestimasikan melayani 3.000 masyarakat. Dengan banyaknya korban dari pihak tenaga kesehatan saat ini, maka ke depannya layanan kesehatan pada pasien, baik covid maupun non covid, akan terganggu, karena kurangnya tenaga medis,” sesal Ari Kusuma, lewat rilisnya, Sabtu (3/9/2020).

Tim Mitigasi PB IDI berharap masyarakat tidak menganggap remeh pandemi Covid ini. Semakin masyarakat abai terhadap prokes, maka Indonesia akan sulit melewati masa pandemi ini, dan bukan hanya kerugian secara ekonomi, namun juga korban jiwa baik tenaga kesehatan, keluarga, maupun diri sendiri.

Mendukung pernyataan Ari, Ketua Tim Protokol dari Tim Mitigasi IDI, DR dr Eka Ginanjar SpPD-KKV mengingatkan, “Penggunaan masker yang baik dan benar sangat penting dalam upaya memutus rantai penularan Covid-19, termasuk menjaga diri kita dan orang lain yang kita sayangi dari tertular Covid-19 maka langkah 3M harus dilaksanakan.”

Selanjutnya dia memaparkan langkah 3M yaitu:

1. Masker, selalu memakai masker dengan baik dan benar menjadi barrier jalur masuk dan keluar dari proses penularan Covid-19 yang menular melalui droplet atau bahkan aerosol pada kondisi ruangan dengan sirkulasi yang tidak baik.

2. Menjaga jarak > 1 meter, menghindari kerumunan apalagi beraktifitas bersama dalam waktu lama dengan sirkulasi udara tertutup, termasuk makan bersama.

3. Mencuci tangan selalu dengan air mengalir dan sabun dengan benar selama 40 sd 60 detik atau bila tidak ada dapat menggunakan Handsanitizer berbasis alkohol.

 “Pelaksanaan 3M ini harus dilaksanakan secara masif oleh semua orang tanpa kecuali. Sehingga penyebaran Covid-19 ini dapat dikendalikan dengan baik sehingga dapat menekan jumlah korban dan kerugian yang lebih besar dari berbagai sektor. Disiplinkan diri Anda untuk menggunakan masker dan melaksanakan 3M dalam kehidupan sehari-hari, seraya mengingatkan keluarga, teman, ataupun rekan kerja dan orang terdekat lainnya untuk menerapkan hal yang sama,” pungkas Eka. (fik)

 

Editor : heddyawan

bukti.id horizontal
Artikel Terbaru
Selasa, 07 Mei 2024 04:08 WIB | Hukum
KPK resmi tahan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor atas dugaan kasus pemotongan insentif ASN Pemkab Sidoarjo. ...
Kamis, 02 Mei 2024 02:20 WIB | Peristiwa
Pemprov Jatim janji fasilitasi buruh Jatim dialog ke ...
Kamis, 02 Mei 2024 01:05 WIB | Hukum
Mahkamah Konstitusi gelar sidang PHPU sengketa Pileg 2024 dari sejumlah Parpol. ...